Bisnis.com, JAKARTA – Emiten kawasan industri PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA) menaikkan target penjualan lahan industri pada 2024, dari sebelumnya 65 hektare menjadi 184 hektare atau setara Rp2,2 triliun.
Peningkatan target penjualan SSIA ini tidak terlepas dari masuknya BYD sebagai penyewa terbesar di kawasan industri Subang Smartpolitan dengan menempati area lebih dari 108 hektare. Lahan ini rencananya digunakan untuk pabrik kendaraan listrik.
Seiring dengan hal tersebut, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan bahwa saham SSIA saat ini masih rawan melanjutkan koreksinya terlebih dahulu.
“Pergerakan SSIA masih rawan melanjutkan koreksinya. Hal itu tampak dari MACD dan Stochastic yang bergerak terkoreksi. SSIA sell on strength dengan support 1.150 dan resistance 1.245,” ujar Herditya kepada Bisnis, dikutip Rabu (15/5/2024).
Pada perdagangan hari ini, saham SSIA terpantau melemah 0,42% menuju level Rp1.195 per lembar hingga pukul 11.51 WIB. Meski terkoreksi, banderol tersebut masih mencerminkan peningkatan 175,35% sepanjang tahun berjalan.
William Hartanto, Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project, menuturkan masuknya BYD ke kawasan industri SSIA memang telah menjadi sentimen positif. Namun, sentimen ini sudah priced in dengan penguatan saham perseroan sejak awal tahun.
Baca Juga
“Namun, ini menjadi sentimen khusus hanya pada SSIA saja dan tidak mewakili sektor kawasan industri. Sebagai sentimen, pembelian lahan tentu merupakan sentimen positif dan harusnya bisa meningkatkan laba SSIA,” pungkas William.
Menurutnya, pergerakan saham SSIA masih dalam fase menanjak dengan support di level Rp1.155. Dia pun merekomendasikan trading buy untuk saham SSIA dengan target harga pada Rp1.300, sementara stop loss jika turun di bawah Rp1.080.
Di sisi lain, VP Head of Investor Relations SSIA Erlin Budiman menyampaikan kenaikan target penjualan pada 2024 diproyeksikan mampu mengerek pendapatan konsolidasi sebesar 23% menjadi Rp5,6 triliun, dengan laba bersih naik 182% ke Rp500 miliar.
Dia menambahkan tiga bisnis utama SSIA, yakni properti, konstruksi, dan perhotelan bakal berkinerja baik pada tahun ini. Menyusul pemulihan dari pandemi Covid-19, hasil positif Pemilu, serta penjualan lahan industri yang menunjukkan siklus kenaikan.
“SSIA melihat minat yang luar biasa, terutama dari China di Suryacipta City of Industry, Karawang serta pengembangan industrial green city terbaru SSIA, yakni Subang Smartpolitan,” ujarnya dalam keterangan tertulis.
Menurutnya, dengan kehadiran Subang Smartpolitan, pertumbuhan jangka pendek dan menengah SSIA masih bergantung pada pemain global di bidang manufaktur, teknologi, serta lembaga penelitian dan pengembangan (R&D).
Dalam jangka panjang, infrastruktur Subang Smartpolitan akan berkontribusi pada pertumbuhan SSIA lewat layanan yang diberikan kepada penyewa dan masyarakat, seperti air, pengelolaan air limbah, pengelolaan limbah, energi, gas, jalan tol, serta layanan telekomunikasi.
---------------------------
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian ataupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.