Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Awal Pekan Dibuka Melemah ke Rp16.077, Dolar AS Perkasa

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka melemah menuju level Rp16.077 pada perdagangan awal pekan hari ini, Senin (13/5/2024).
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka melemah menuju level Rp16.077 pada perdagangan awal pekan hari ini, Senin (13/5/2024). Bisnis/Suselo Jati
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka melemah menuju level Rp16.077 pada perdagangan awal pekan hari ini, Senin (13/5/2024). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah menuju level Rp16.077 pada perdagangan Senin (13/5/2024).

Mengutip data Bloomberg, rupiah melemah 30,50 poin atau 0,19% menuju level Rp16.077 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS mencatatkan penguatan 0,06% menuju posisi 105,36.

Adapun mata uang lain di kawasan Asia mayoritas dibuka melemah. Won Korea mencatatkan pelemahan 0,19% dan yen Jepang sebesar 0,03%. Sementara itu, ringgit Malaysia, peso Filipina, serta baht Thailand kompak melemah masing-masing 0,15%, 0,43% dan 0,11%.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa menurut FedWatch Tool CME, ekspektasi pasar terhadap dua kali penurunan suku bunga The Fed telah meningkat dengan penurunan 25 basis poin pada September sebesar 64,5%.

“Sejumlah pejabat Fed akan menyampaikan pidatonya, termasuk Gubernur Fed Lisa Cook dan Michelle Bowman pada akhir minggu ini,” kata Ibrahim dikutip Senin (13/5/2024).

Selain itu, diplomat mata uang utama Jepang Masato Kanda mengatakan pihaknya mungkin mengambil tindakan terhadap pergerakan valuta asing yang didorong oleh spekulasi.

Hal tersebut menandakan Bank of Japan (BoJ) tetap siap untuk melakukan intervensi di pasar setelah dua dugaan intervensi senilai hampir US$60 miliar pekan lalu.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia menurun. Pada akhir April 2024, cadangan devisa Indonesia sebesar US$136,2 miliar atau turun dibandingkan posisi pada Maret 2024 sebesar US$140,4 miliar.

Penurunan posisi cadangan devisa tersebut, antara lain, dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah seiring dengan peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global.

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Pada hari ini, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif, tetapi ditutup menguat pada rentang Rp15.990 hingga Rp16.070 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper