Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Buyback Emas Antam Kejar Rekor, Segini Potensi Cuan Jual

Pergerakan harga buyback emas Antam kembali mengejar posisi rekor pada Minggu (12/5/2024).
Karyawan menunjukan emas di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Rabu (13/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan emas di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Rabu (13/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan harga buyback emas Antam perlahan bergerak mendekati posisi rekor tertinggi sepanjang masa atau all time high pada Minggu (12/5/2024).

Berdasarkan data dari laman resmi logammulia.com Minggu (12/5/2024), harga buyback atau pembelian kembali emas Antam 24 karat untuk ukuran 1 gram berada di Rp1.225.000. Posisi itu mendekati rekor posisi Rp1.242.000 pada 21 April 2024.

Untuk diketahui harga buyback emas batangan Antam LM mengikuti pergerakan harga dunia. Sesuai dengan PMK No 34/PMK.10/2017, penjualan kembali emas batangan ke Antam dengan nominal lebih dari Rp10 juta, dikenakan PPh 22 sebesar 1,5 persen untuk pemegang NPWP dan 3 persen untuk non NPWP). Adapun, PPh 22 atas transaksi buyback dipotong langsung dari total nilai buyback. 

Buyback emas merupakan transaksi menjual kembali emas, baik dalam bentuk logam mulia, logam batangan, maupun perhiasan. Biasanya, harga yang dibanderol lebih rendah dari harga jual saat itu. 

Kendati demikian, buyback emas masih bisa mendatangkan keuntungan apabila terdapat selisih besar antara harga jual dan harga buyback.

Dalam catatan Bisnis, harga Antam cetakan 1 gram terpantau dipatok di Rp1.129.000 pada 2 Januari 2024. Artinya, telah terdapat keuntungan Rp96.000 hingga Minggu (12/5/2024).

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas menguat 0,08% ke level US$2.348,19 per troy ounce pada awal perdagangan Jumat (10/5). Sedangkan, harga emas Comex kontrak Juni 2024 menguat 0,61% ke level US$2.354,40 per troy ounce.

Mengutip Reuters, para investor kini tengah menunggu data AS sebagai petunjuk mengenai posisi penurunan suku bunga oleh bank sentral Negeri Paman Sam, meskipun sedikit kenaikan pada dolar membatasi kenaikan lebih lanjut.

Dolar telah mengalami kenaikan tipis 0.1% di kala spekulasi baru penurunan suku bunga pada tahun ini. Dolar yang lebih kuat membuat emas menjadi kurang menarik bagi pemegang mata uang asing. 

"Pasar kemungkinan akan menunggu katalis untuk kenaikan tambahan, sedangkan penurunan tampaknya dibatasi oleh terbatasnya partisipasi pengelola uang," kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities.

Investor kini juga menantikan data sentimen konsumen dari University of Michigan pada Jumat (10/5) dan komentar dari sejumlah pejabat The Fed. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper