Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jasa Marga (JSMR) Ungkap Penyebab Dividen Tahun Buku 2023 Menyusut

PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) ungkap alasan dividen menurun hingga 49,98% dibandingkan periode tahun sebelumnya.
PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) ungkap alasan dividen menurun hingga 49,98% dibandingkan periode tahun sebelumnya. Bisnis/Arief Hermawan P
PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) ungkap alasan dividen menurun hingga 49,98% dibandingkan periode tahun sebelumnya. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Tebaran nilai dividen tahun buku 2023 dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) menurun hingga 49,98% dibandingkan periode tahun sebelumnya.

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada Rabu (8/5/2024) memutuskan untuk menebar dividen sebesar Rp274,8 miliar atau 4% dari laba bersih yang diatribusikan ke induk yakni Rp6,8 triliun pada 2023.

Nilai tersebut mengalami penurunan nyaris 50% jika dibandingkan dengan dividen tahun sebelumnya yang disepakati sebesar Rp549,38 miliar atau 20% dari laba bersih 2022.

Sementara itu, perseroan menetapkan sekitar Rp6,52 triliun sebagai cadangan lain. Jumlah ini mencerminkan porsi 96% dari laba bersih yang dirangkum JSMR sepanjang tahun lalu.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Jasa Marga, Pramitha Wulanjani, mengatakan ada sejumlah pertimbangan yang membuat perseroan memutuskan untuk meningkatkan rasio cadangan lain, sehingga dividen kepada pemegang saham menyusut.

“Sisanya atas 96% itu akan digunakan untuk menjaga likuiditas perusahaan. Mempertimbangkan di tahun 2024 ada ketidakpastian atas aspek makro ekonomi dan geopolitik, kemudian juga akan kami gunakan untuk memperbaiki struktur permodalan,” ujarnya. 

Dia menambahkan langkah ini diharapkan mampu mengurangi eksposur atas kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI rate, menjaga kelancaran operasional, serta memastikan penyelesaian pembangunan jalan tol baru secara bertahap.

Tim Riset J.P Morgan yang dipimpin Henry Wibowo melihat kenaikan suku bunga acuan BI menjadi 6,25% berisiko meningkatkan rata-rata biaya utang tertimbang atau weighted average cost of debt (WACD) di luar panduan perusahaan yakni 7,5%-8%.

Risiko itu dinilai mampu memberikan dampak negatif yang berujung pada revisi pendapatan. Pandangan netral diberikan kepada JSMR karena proyeksi revisi pendapatan yang lebih tinggi kemungkinan dilakukan dalam waktu dekat.

Corporate Secretary & Chief Administration Officer Jasa Marga Nixon Sitorus menyatakan perseroan optimistis kinerja tahun ini akan jauh lebih baik dibandingkan 2023, seiring peningkatan volume lalu lintas dan penyesuaian tarif tol awal 2024.

Nixon menjelaskan bahwa Jasa Marga terus melakukan sejumlah inisiatif strategis, baik dalam menjaga pertumbuhan kinerja maupun dalam mengelola kesehatan finansial.

“Dari sisi top line, perseroan memastikan target tumbuhnya pendapatan usaha dapat tercapai dengan menjaga pertumbuhan volume kendaraan, mengupayakan penyesuaian tarif tol sesuai rencana bisnis dan meningkatkan pertumbuhan pendapatan usaha lain,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper