Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menakar Peluang Pertumbuhan Emiten Semen saat Kinerja Awal Tahun Melorot

Kinerja emiten semen diyakini masih berpeluang tumbuh meski awal tahun ini mengalami kontraksi penjualan.
Pekerja mengangkut semen ke kapal pengangkutan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Senin (11/7/2023). Bloomberg/Dimas Ardian
Pekerja mengangkut semen ke kapal pengangkutan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Senin (11/7/2023). Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten semen diyakini masih berpeluang tumbuh meski awal tahun ini mengalami kontraksi penjualan. Keberlanjutan proyek infrastruktur hingga pemberlakuan insentif di sektor properti akan menjadi katalis positif.

Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), pasar semen domestik mengalami stagnasi pada kuartal I/2024 akibat kontraksi pasar semen kantong sebesar 5,4% dan pertumbuhan pasar curah yang mencapai 14,9%.

Kondisi ini pun mempengaruhi kinerja emiten semen, seperti PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP), dan PT Semen Baturaja Tbk. (SMBR) yang kompak mencatatkan penurunan laba bersih pada kuartal I/2024.

Melansir laporan keuangan masing-masing perusahaan, SMBR tercatat membukukan penurunan laba bersih terbesar yakni 47,62% secara tahunan atau dari posisi Rp9,69 miliar menjadi Rp5,07 miliar pada kuartal I/2024.

Posisi berikutnya adalah INTP yang mengakumulasikan laba bersih periode berjalan sebesar Rp238,02 miliar. Perolehan tersebut turun 35,91% year-on-year (YoY).

Adapun SMGR membukukan laba bersih periode berjalan sebesar Rp472 miliar hingga kuartal I/2024. Capaian ini melemah 16% dari periode yang sama tahun lalu.

Meski demikian, prospek emiten semen sepanjang 2024 dipercaya masih memiliki taji untuk bertumbuh. Keyakinan ini tidak lepas dari komitmen pemerintah untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur IKN Nusantara hingga gelontoran insentif di sektor properti.

Tim Riset Kiwoom Sekuritas Miftahul Khaer menyatakan prospek emiten di sektor semen masih cukup menarik dengan proyeksi permintaan semen domestik meningkat sebesar 65,6 juta ton pada 2024.

"Kenaikan permintaan semen ini kami nilai salah satunya akan didorong oleh permintaan dari proyek IKN Nusantara, khususnya semen curah dengan keperluan pembangunan skala besar" ujarnya saat dihubungi Bisnis pada Selasa (7/5/2024).

Selain itu, permintaan semen juga akan didorong oleh peningkatan anggaran infrastruktur, kembalinya angka pertumbuhan ekonomi Indonesia ke era sebelum pandemi, dan stabilitas tingkat inflasi yang diharapkan menurunkan tingkat suku bunga dalam jangka pendek.

Adapun bergulirnya insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk pembelian properti dengan harga Rp2 miliar juga menjadi faktor yang mendorong permintaan semen kantong ke depan.

"Meski begitu di awal tahun ini ada sedikit pelemahan pada sisi permintaan samen domestik dikarenakan masih tinggi tingkat curah hujan di berbagai wilayah indonesia," tutur Miftahul.

Pada saat yang sama, ada juga faktor lain yang perlu diperhatikan oleh produsen semen nasional. Salah satunya datang dari sisi eksternal yakni meningkatnya eskalasi konflik geopolitik yang dapat memicu dampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Di tengah pandangan ini, Kiwoom Sekuritas menyematkan rekomendasi trading buy untuk saham SMGR dengan target harga Rp4.810 dan SMBR Rp242. Adapun investor diminta wait and see untuk INTP.

_________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper