Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Saham ASII & AUTO saat Penjualan Otomotif Lesu, Masih Menarik?

Analis menilai prospek emiten otomotif seperti ASII & AUTO ke depannya diperkirakan masih cerah untuk menghasilkan pertumbuhan pada tahun ini.
Analis menilai prospek emiten otomotif seperti ASII & AUTO ke depannya diperkirakan masih cerah untuk menghasilkan pertumbuhan pada tahun ini./Istimewa
Analis menilai prospek emiten otomotif seperti ASII & AUTO ke depannya diperkirakan masih cerah untuk menghasilkan pertumbuhan pada tahun ini./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja emiten konglomerasi, PT Astra International Tbk. (ASII) dan anak usahanya di bidang komponen otomotif PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) terdampak lesunya penjualan otomotif nasional.

Analis Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda mengatakan, lemahnya penjualan otomotif pada kuartal I/2024 disebabkan karena perekonomian Indonesia yang belum stabil, sehingga mempengaruhi daya beli masyarakat, termasuk adanya isu kredit yang selektif.

"Selain itu juga karena faktor dinamika politik yang di mana Indonesia melakukan Pemilu pada Februari 2024, kemudian dari kondisi politik internasional juga berdampak terhadap perlambatan bisnis otomotif secara domestik," ujar Vicky kepada Bisnis, Kamis (2/5/2024).

Berdasarkan Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo menunjukkan penjualan mobil secara wholesales mencapai 215.069 unit pada Januari-Maret atau kuartal I/2024, turun 23,9% dari 282.601 unit secara year-on-year (YoY). 

Sementara untuk penjualan secara retail mencapai 230.778 unit pada kuartal I/2024, turun 15% dari 271.423 unit secara YoY.

Gaikindo menyebut beberapa faktor perekonomian secara makro mulai dari pertumbuhan ekonomi, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, hingga suku bunga yang masih tinggi menjadi kendala penjualan mobil domestik.

Kendati demikian, menurut Vicky prospek emiten otomotif ke depannya diperkirakan masih cerah untuk menghasilkan pertumbuhan pada tahun ini, serta masih berpeluang rebound dengan beberapa katalis positif yaitu insentif dari pemerintah untuk mobil hybrid, inovasi dan pengembangan produk kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

Di lain sisi, dia mengatakan investor juga perlu mencermati adanya sentimen negatif mengenai suku bunga Indonesia yang tinggi, pelemahan rupiah serta ketidakpastian ekonomi global dan domestik.

Sebagaimana diketahui, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga ke level 6,25% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) April 2024. Sementara itu Bank Sentral AS The Fed masih menahan suku bunga acuan di kisaran 5,25%-5,5%.

"Menurut kami saham yang menjadi top picks adalah ASII dan AUTO, maka kami merekomendasikan buy untuk ASII dengan target harga Rp5.525, sedangkan AUTO trading buy, dengan target harga Rp2.200," pungkas Vicky.

Mengacu data RTI Business pada Kamis (2/5/2024) pukul 15.38 WIB, saham ASII menguat 0,49% ke level Rp5.175, sedangkan saham AUTO stagnan di level Rp2.080 per saham.

Menilik kinerja keuangannya, laba bersih ASII turun 14,39% secara year-on-year (YoY) menjadi Rp7,46 triliun, dibandingkan periode tiga bulan 2023 sebesar Rp8,71 triliun.

Pendapatan ASII juga turun 2,13% menjadi Rp81,2 triliun dibandingkan periode sama 2023 sebesar Rp82,98 triliun. Adapun, pendapatan ASII disumbang dari berbagai lini bisnis seperti otomotif, alat berat dan tambang, jasa keuangan, agribisnis, hingga properti.

Sementara itu, laba bersih AUTO naik 9,72% YoY menjadi Rp475,02 miliar, dibandingkan tiga bulan pertama 2023 sebesar Rp432,93 miliar. Pada saat bersamaan, pendapatan AUTO justru turun 7,57% YoY menjadi Rp4,59 triliun per 31 Maret 2024, dibandingkan periode sama 2023 sebesar Rp4,97 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper