Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Komoditas Hari Ini (29/4): Emas, Baru Bara, CPO Loyo dalam Sepekan

Harga komoditas emas, batu bara, dan CPO dalam perdagangan Jumat (26/4/2024).
Sejumlah kapal tongkang yang mengangkut batubara berada di Sungai Mahakam di Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian
Sejumlah kapal tongkang yang mengangkut batubara berada di Sungai Mahakam di Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas telah melemah dalam sepekan seiring dengan meredanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Harga batu bara dan crude palm oil (CPO) juga melesu dalam sepekan. Simak selengkapnya perkembangan harga komoditas sepekan terakhir.

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara kontrak Mei 2024 di ICE Newcastle ditutup melemah 0,92% pada level US$134,50 per metrik ton pada perdagangan Jumat (26/4/2024). Kontrak ini telah melemah 5,11% dalam sepekan. 

Sementara itu, batu bara kontrak Mei 2024 juga melemah 1,08% ke US$137,50 per metrik ton, mencatatkan penguatan sebesar 4,78% dalam sepekan. 

Mengutip Bigmint, peserta pasar asal China tampak semakin enggan menerima batu bara kokas dengan harga tinggi, baik yang berasal dari dalam negeri maupun impor, walaupun harga batu bara kokas diperkirakan akan terus meningkat dalam waktu dekat.

Kenaikan terus menerus pada harga batu bara kokas di dalam negeri membuat daya tarik pembeli akhir dan para pedagang berkurang. Sebagian besar pabrik batu bara kokas juga mengalami kerugian dalam operasionalnya. 

Di pasar impor pasokan batu bara kokas juga mencukupi. Namun, transaksi kargo yang mahal juga terhenti di pelabuhan China utara. 

Kemudian, moderasi harga batu bara dan volume produksi batu bara Indonesia telah melandai. Hal ini diketahui dari realisasi penerimaan SDA nonmigas tercatat sebesar Rp27,8 triliun, terkontraksi sebesar 36,7% secara tahunan.

“Untuk [penerimaan SDA] nonmigas turun lebih dalam, 36,7% ini karena batu bara mengalami koreksi, baik dari sisi harga maupun volume, jadi penerimaan SDA di PNBP mengalami koreksi,” jelas Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Jumat (26/4).

Harga Emas

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot ditutup menguat 0,24% ke level US$2.337,96 per troy ounce pada perdagangan Jumat (26/4). Meski ditutup menguat, harga emas melemah 2,24% dalam sepekan. 

Kemudian, harga emas Comex kontrak Juni 2024 juga menguat 0,20% ke US$2.347,20 per troy ounce. Namun, mencatatkan pelemahan sebesar 2,76% dalam sepekan. 

Mengutip FX Empire, dalam seminggu lalu harga emas telah mengalami penurunan seiring dengan meredanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan permintaan terhadap aset lindung nilai. 

Nantinya, tren selanjutnya akan dipengaruhi oleh rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) baru-baru ini, yang menentukan pendekatan kebijakan moneter bank sentral yakni Federal Reserve (The Fed). 

Dalam jangka pendek, prospek emas juga dinilai masih bearish. Minggu mendatang juga akan dipenuhi dengan indikator-indikator ekonomi penting yang mungkin akan mempengaruhi keputusan The Fed. 

Kemudian, di dalam laporannya, dikatakan bahwa para investor sebaiknya bersiap untuk menghadapi kemungkinan penurunan emas karena lingkungan pasar terus mendukung aset-aset yang lebih berisiko dan dolar yang lebih kuat daripada tempat perlindungan tradisional seperti emas.

Harga CPO

Harga komoditas minyak kelapa sawit atau CPO berjangka pada perdagangan Jumat (26/4) kontrak Juli 2024 menguat 22 poin ke 3.906 ringgit per ton di Bursa derivatif Malaysia. Namun, kontrak ini telah melemah sekitar 0,76% dalam sepekan. 

Kontrak Juni 2024 juga ditutup menguat 4 poin menjadi 3.921 ringgit per ton dan mencatatkan pelemahan sekitar 1,48% dalam sepekan. 

Mengutip Bernama, kontrak berjangka CPO diperkirakan akan diperdagangkan dalam kisaran ketat minggu depan dengan bias ke bawah karena produksi minyak sawit akan meningkat. 

Pedagang minyak sawit David Ng mencatat bahwa pasar mengantisipasi peningkatan produksi minyak sawit pada minggu depan yang sejalan dengan pola musiman pasar. Pihaknya memperkirakan harga diperdagangkan antara 3.800-4.00 ringgit per metrik ton. 

Kemudian, kepala riset komoditas Sunvin Group yang berbasis di Mumbai, Anilkumar Bagani juga memperkirakan harga CPO bergerak dalam kisaran yang lebih luas, yakni sekitar 3.770-4.100 ringgit per metrik ton. 

Di lain sisi, Asosiasi Minyak Sawit (MPOA) memperkirakan produksi minyak kelapa sawit Malaysia akan meningkat sebesar 4,5%, sesuai dengan perkiraan rata-rata UOB Kay Hian sebesar 5%.

Intertek Testing Services (ITS) melaporkan bahwa ekspor minyak kelapa sawit Malaysia pada periode 1 April-25 April 2024 mengalami kenaikan sebesar 1,53%, mencapai 1,09 juta ton dibandingkan dengan 1,08 juta ton pada periode 1-25 Maret 2024.

Halaman
  1. 1
  2. 2
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper