Bisnis.com, JAKARTA — Kabar duka menyelimuti keluarga besar PT Mustika Ratu Tbk. (MRAT). Pasalnya, sang pendiri Mooryati Soedibyo telah berpulang di usianya yang 96 tahun pada hari ini Rabu 24 April 2024 sekitar pukul 01.00 WIB dini hari.
Mooryati Soedibyo memiliki sejarah yang cukup panjang, karena sejak usia 3 tahun Mooryati Soedibyo telah dijadikan sumber kebudayaan Jawa.
Cucu dari Sri Susuhunan Pakoe Boewono X Keraton Surakarta ini terkenal dengan kecantikannya, jamu tradisional hingga karir di dunia politik yang cukup moncer.
Berawal sebagai upaya pelestarian budaya bangsa, Mooryati mulai mencoba-coba meracik jamu dan kosmetik pada tahun 1975. Tak dinyana, racikannya tersebut mulai mendapat respons positif dari kerabat dan teman-temannya.
Tak memakan waktu lama, pada 14 Maret 1978 Mooryati mendirikan PT Mustika Ratu yang berfokus pada pengembangan produk kencantkan dan jamu kesehatan tradisional.
Beberapa tahun berselang, tepatnya pada 8 April 1981 Mooryati resmi mendirikan pabrik pertamnya di Ciracas, Jakarta Timur, seiring dengan melimpahnya permintaan atas produk jamu tradisional.
Baca Juga
Hingga akhirnya pada 1995 PT Mustika Ratu Tbk. resmi go public dengan melantai di Bursa Efek Indonesia, dengan menggunakan kode saham MRAT.
Selama masa hidupnya, Mooryati Soedibyo selalu mendapatkan pendidikan dan latihan kebudayaan serta tradisi Jawa seperti di antaranya pendidikan tata krama, seni tari klasik, karawitan, membatik, hingga belajar tentang meramu jamu tradisional dan kosmetik kecantikan wanita.
Ramuan jamu yang diracik oleh Mooryati Soedibyo juga sempat diekspor ke 20 negara di dunia seperti ke Rusia, Belanda, Jepang, Malaysia, Brunei hingga kawasan Timur Tengah, Afrika Selatan dan Eropa.
“Eyang Sri Susuhunan Pakubuwono ke-10 di Keraton Surakarta Hadiningrat mengajarkan saya untuk melestarikan kebudayaan Jawa dengan nilai-nilai luhurnya,” tulis Mooryati dalam sebuah catatan di laman Mustika Ratu.
Dia mengutip sebuah petuah dalam bahasa Jawa, “Kusumo Rembesing Madu, Turning Sinatryo Tedak Ing Wong Amoro Topo, Mustikaning Ratu”, yang artinya adalah perjuangan kekesatriaan melalui keprihatinan. Kemudian terciptalah suatu yang bernilai, menjadi semangat dan filosofi yang dibawa oleh Mustika Ratu.
Selain membesarkan mendirikan Mustika Ratu, Mooryati juga tercatat sebagai penggagas ajang Puteri Indonesia. Ide untuk mengadakan ajang tersebut tercetus setelah dirinya pulang dari Bangkok pada bulan Mei 1992 setelah menyaksikan event internasional Miss Universe di Bangkok.
Sayangnya, Pemilihan Puteri Indonesia saat itu menjadi polemik dan tidak disetujui oleh seluruh masyarakat Indonesia pasa saat itu. Namun acara tersebut tetap berhasil digelar sebanyak 6 kali dalam 6 tahun, lalu vakum selama 3 tahun.
Mooryati Soedibyo juga sempat menjadi Wakil Ketua MPR pada tahun 2004-2009 ketika Presiden masa itu adalah Megawati Soekarnoputeri.
Kinerja Mustika Ratu (MRAT)
Produsen kosmetik dan jamu PT Mustika Ratu Tbk. (MRAT) berhasil membalikkan rugi bersih menjadi laba sepanjang kuartal III/2023.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2023, MRAT berhasil mengakumulasi penjualan sebesar Rp222,08 miliar pada kuartal III/2023. Capaian tersebut naik 1,9% yoy dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp217,93 miliar.
Secara rinci, penjualan bersih MRAT pada 9 bulan pertama tahun ini berasal dari penjualan produk perawatan diri sebesar Rp202,79 miliar. Jumlah tersebut berkontribusi 91,31% dari total penjualan bersih pada kuartal III/2023.
Kemudian, diikuti dari segmen produk kesehatan sebesar Rp1,98 miliar, kosmetik senilai Rp35,40 miliar, serta produk jamu dan lainnya sebesar Rp34,81 miliar. Nilai retur dan potongan penjualan perseroan pun turun 11,88% menjadi Rp52,91 miliar dari Rp60,05 miliar per akhir September 2022.
Seiring meningkatnya penjualan bersih MRAT, beban pokok penjualan juga naik 1,01% yoy menjadi Rp101,30 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp100,27 miliar.
Sementara itu, terdapat penurunan pada pos beban penjualan pada kuartal III/2023 yang tercatat sebesar Rp74,99 miliar dari Rp91,32 miliar. sementara beban umum dan administrasi meningkat menjadi Rp24,92 miliar dari sebelumnya sebesar Rp26,75 miliar.
Adapun MRAT membukukan pendapatan lain-lain sebesar Rp96 juta, Kemudian terdapat juga lonjakan pendapatan keuangan dari sebelumnya sebesar Rp21,12 juta menjadi Rp4,30 miliar.
Alhasil, MRAT dapat membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp83,46 juta dari sebelumnya rugi bersih sebesar Rp17,85 miliar.
Sementara itu, total liabilitas tercatat turun 18,67% menjadi Rp229,47 miliar dengan rincian liabilitas jangka panjang sebesar Rp44,96 miliar dan liabilitas jangka pendek sebesar Rp185,52 miliar.
Kemudian ekuitas MRAT tercatat naik menjadi Rp413,02 dari sebelumnya Rp411,38 miliar pada akhir desember 2022, Adapun, total aset tercatat turun 7,38% menjadi Rp642,90 miliar pada kuartal III/2023.