Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah saham emiten emas seperti PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) dan lain-lain makin berkilau seiring kenaikan harga emas global, imbas serangan balasan Israel ke pangkalan militer Iran pada hari ini, Jumat (19/4/2024).
Mengacu data Bloomberg pukul 10.05 WIB, harga emas Comex kontrak Juni 2024 melesat 1,04% ke level US$2.422,9 per troy ounce. Sementara itu harga emas di pasar spot juga naik 0,91% ke posisi US$2.400,69 per troy ounce.
Perlu diketahui, eskalasi konflik di Timur Tengah antara Iran dan Israel itu memicu lonjakan harga komoditas global seperti emas dan minyak mentah. Namun, di sisi lain, dampaknya yaitu bursa saham kawasan Asia rontok, begitu pula dengan IHSG. Namun, saham emiten emas terpantau perkasa saat IHSG lesu.
Pada sesi I perdagangan hari ini, saham ANTM terpantau naik 1,16% atau 20 poin ke level Rp1.745 per saham, dan secara year-to-date (ytd) saham ANTM menguat 2,35%. Harga emas Antam pun juga melesat ke level Rp1,34 juta per gram hari ini.
Analis Mirae Asset Sekuritas Rizkia Darmawan mengatakan, konflik Israel-Iran dapat meningkatkan volume perdagangan emas Antam meskipun margin segmen ini rendah. Adapun, ANTM menargetkan peningkatan volume penjualan emas sebesar 43% YoY menjadi 37,4 ton pada 2024.
Selain itu, saham MDKA milik konglomerat Garibaldi Thohir juga naik 1,09% ke level Rp2.790 per saham, dan secara ytd saham MDKA menguat 3,33%.
Baca Juga
"Ketegangan ini meningkatkan ketidakpastian pasar yang seharusnya mendorong kenaikan harga emas, sehingga menurut kami saham-saham emas seperti ANTM dan MDKA menjadi pilihan investasi yang positif," ujar Rizkia dalam riset dikutip Jumat (19/4/2024).
Tak hanya itu, sejumlah saham emas lainnya tercatat juga mengalami kenaikan pada sesi I hari ini. Misalnya, PT J Resources Asia Pasifik Tbk. (PSAB) naik 1,61% ke level Rp189 per saham. Secara ytd, saham PSAB juga melejit 114,77%.
Lebih lanjut saham PT Archi Indonesia Tbk. (ARCI) juga naik 0,59% ke level Rp342 per saham. Di lain sisi, saham emas milik Grup Bakrie, PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) sempat melonjak pada awal perdagangan hari ini, namun pada sesi I stagnan di level Rp159 per saham.
Community & Retail Equity Analyst Lead Indo Premier Sekuritas, Angga Septianus menambahkan, selain konflik Israel-Iran, harga emas juga berpotensi terdorong oleh ketidakpastian kebijakan The Fed soal suku bunga.
Menurutnya, kenaikan inflasi AS di atas ekspektasi pasar, sehingga menimbulkan persepsi bahwa pemangkasan suku bunga dimundurkan dari awalnya pada tengah tahun menjadi ke September 2024. Suku bunga diproyeksi hanya satu kali turun pada tahun ini, dibanding sebelumnya diharapkan bisa tiga kali pemangkasan suku bunga.
"Kalau suku bunga turunnya mundur, maka jadi sentimen negatif untuk pasar. Selain itu juga karena perang jadi komoditas minyak naik dan emas sebagai safe haven,
saham pilihan kami yaitu ANTM, MDKA, dan MEDC," ujar Angga kepada Bisnis dikutip Jumat (19/4).
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.