Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Serangan Israel ke Iran Bagi Harga Emas dan Minyak Mentah

Serangan roket Israel ke pangkalan militer Iran pada Jumat (19/4/2024) membuat harga emas dan minyak ikut meroket.
Tumpukan emas batangan 1 kilogram di YLG Bullion International Co. Bangkok, Thailand pada Jumat (22/12/2023). - Bloomberg/Chalinee Thirasupa
Tumpukan emas batangan 1 kilogram di YLG Bullion International Co. Bangkok, Thailand pada Jumat (22/12/2023). - Bloomberg/Chalinee Thirasupa

Bisnis.com, JAKARTA - Harga komoditas dunia seperti emas dan minyak mentah diramal kian meroket seiring dampak serangan balasan Israel ke pangkalan militer Iran pada hari ini, Jumat (19/4/2024).

Mengacu data Bloomberg pukul 10.05 WIB, harga emas Comex kontrak Juni 2024 melesat 1,04% ke level US$2.422,9 per troy ounce. Sementara itu harga emas di pasar spot juga naik 0,91% ke posisi US$2.400,69 per troy ounce.

Serangan roket Israel ke Iran juga membuat harga minyak West Texas Intermediate (WTI) ikut meroket 4,22% ke level US$86,22 per barel, sedangkan minyak brent juga melesat 3,96% ke level US$90,56 per barel. 

Analis Mirae Asset Sekuritas Rizkia Darmawan mengatakan, harga minyak mentah Brent telah meningkat 3-5% selama dua minggu terakhir, mencapai US$90 per barel. Menurutnya, pelaku pasar mengambil sikap hati-hati terhadap potensi kenaikan lebih lanjut akibat meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel.

Pasalnya, Iran adalah salah satu produsen minyak mentah terbesar di dunia, menyumbang sekitar 3,3% pasokan global, dan memproduksi sekitar 3,4 juta barel per hari. Pada 2023, Iran menjadi sumber pertumbuhan pasokan terbesar kedua di dunia setelah AS. 

Menurut International Energy Agency (IEA), tahun ini Iran diperkirakan akan memproduksi tambahan 280.000 barel per hari atau naik 8% secara year-on-year (YoY).

"Dalam pandangan kami, harga minyak bisa naik di atas US$100 per barel untuk pertama kalinya sejak musim panas 2022 atau tak lama setelah invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina yang memicu krisis energi global, jika konflik langsung antara Iran dan Israel meletus," ujar Rizkia dalam riset dikutip Jumat (19/4/2024).

Saat ini, pasar juga memantau dengan cermat arus perdagangan minyak di Selat Hormuz, yang dapat terkena dampak jika konflik yang lebih luas yang melibatkan Iran dan merusak infrastruktur minyak global. Khususnya, aliran melalui Hormuz sendiri menyumbang sekitar 17 juta barel per hari atau 20% terhadap aliran minyak global.

"Secara keseluruhan, dalam jangka pendek, kami melihat potensi kenaikan pada saham-saham di sektor komoditas yang didorong oleh sentimen-sentimen ini, termasuk perusahaan minyak seperti MEDC dan AKRA, lalu sektor energi termasuk ADRO, HRUM dan ITMG," katanya.

Di sisi lain, Rizkia juga melihat ketegangan ini meningkatkan ketidakpastian pasar yang seharusnya mendorong kenaikan harga emas, sehingga menurutnya saham-saham emas seperti PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) menjadi pilihan investasi yang positif.

Menurut dia, konflik Israel-Iran dapat meningkatkan volume perdagangan emas Antam meskipun margin segmen ini rendah. Perlu dicatat bahwa ANTM menargetkan peningkatan volume penjualan emas sebesar 43% YoY menjadi 37,4 ton pada 2024. Harga emas Antam pun juga melesat ke level Rp1,34 juta per gram pada Jumat (19/4/2024).

Sebelumnya, Head of Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi juga telah memprediksi dampak serangan balasan Israel ke Iran terhadap harga emas dan minyak global.

"Jika terjadi serangan balasan oleh Israel, maka potensi harga minyak menembus US$90 per barel kian nyata, dan emas dapat bergerak di atas US$2.400 per troy ounce," jelas Audi kepada Bisnis pada Rabu (17/4/2024).

Menurutnya, saat ini investor bisa memanfaatkan sentimen tersebut dalam jangka pendek, karena saat pasar juga masih menantikan kelanjutan tensi geopolitik tersebut. Untuk emiten emas, dia merekomendasikan buy untuk saham ANTM dengan support Rp1.700 dan resistance Rp2.010, lalu MDKA support Rp2.690 dan resistance Rp3.450.

"Kami juga merekomendasikan trading buy untuk emiten minyak yakni AKRA dengan support Rp1.770 dan resistance Rp1.920, serta MEDC dengan support Rp1.540 dan resistance Rp1.750," pungkasnya.

----

Disclaimer: berita ini tidak bertujua

n mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper