Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kilauan Harga Emas Kembali Bersinar saat Timur Tengah Memanas

Harga emas menguat pada Jumat dini hari, (19/4/2024), karena ketegangan yang terus-menerus di Timur Tengah menambah daya tarik logam.
Karyawan menunjukan emas di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Rabu (13/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan emas di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Rabu (13/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas menguat pada Jumat dini hari, (19/4/2024), karena ketegangan yang terus-menerus di Timur Tengah menambah daya tarik logam meskipun data ekonomi yang kuat dari AS meningkatkan prospek penurunan suku bunga yang lebih sedikit.

Harga emas di pasar spot menguat 1% menjadi US$2,384.83 per ounce dan harga emas berjangka AS ditutup 0,4% lebih tinggi pada US$2,398.

Di Timur Tengah, Israel telah mengisyaratkan akan membalas serangkaian serangan dari Iran meskipun ada seruan untuk menahan diri dari negara-negara Barat namun belum menyatakan caranya.

“Ketika terjadi ketegangan geopolitik, respons yang wajar adalah investor lari ke emas, dan hal ini sedang terjadi saat ini. Jika konflik semakin meningkat, harga bisa mencapai US$2.500- US$2.600, dan jika ada gencatan senjata, maka harga bisa turun menjadi US$2,200," kata Everett Millman, kepala analis pasar di Gainesville Coins dikutip dari Reuters.

Kenaikan harga emas terjadi meskipun data menunjukkan klaim pengangguran mingguan AS tidak berubah pada level rendah pada minggu lalu. Data ekonomi AS yang kuat dan retorika hawkish dari pejabat Fed telah mendorong investor untuk secara drastis memikirkan kembali kemungkinan Federal Reserve menurunkan suku bunganya dalam waktu dekat.

Suku bunga yang lebih tinggi mengurangi daya tarik untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Analis Bank of China International (BOCI) Xiao Fu mengatakan bahwa dengan turunnya ekspektasi penurunan suku bunga dari The Fed dan aksi ambil untung alami yang terjadi ketika harga naik dengan cepat, mungkin ada tekanan pada emas, namun penurunan tajam tidak mungkin terjadi.

Saham-saham AS sebagian besar berakhir lebih rendah pada hari Kamis karena investor mencerna data ekonomi terbaru dan komentar dari pejabat Federal Reserve, yang menyatakan bank sentral tidak mungkin memangkas suku bunga dalam waktu dekat.

Perak di pasar spot naik 0,3% menjadi $28,30 per ounce.

“Narasi kekurangan perak mendapat perhatian, dengan permintaan yang secara konsisten melebihi pasokan baru. Ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan penyesuaian harga yang signifikan di masa depan,” kata Alexander Zumpfe, pedagang logam mulia di Heraeus Metals.

"Tren jangka panjang di pasar perak tetap bullish, dan pergerakan harga jangka pendek bisa bergejolak dan dipengaruhi oleh perdagangan berjangka."

Platinum naik 0,7% menjadi $944,25 dan paladium bertambah 0,1% menjadi $1.027,34.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper