Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) telah resmi meluncurkan papan pemantauan khusus tahap II dengan skema full call auction atau lelang secara berkala. Lalu, apakah emiten yang baru melantai di Bursa bisa masuk ke papan ini?
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan Bursa akan melihat perdagangan dari emiten-emiten baru tersebut dalam periode tertentu untuk memasukkannya ke dalam papan pemantauan khusus tahap II.
"Tidak langsung loncat ke full call auction. Nanti dalam prosesnya, dari sisi faktor transaksi kami perhatikan," ucap Nyoman di Jakarta, Selasa (16/4/2024).
Selain itu, kata Nyoman, terdapat parameter-parameter tertentu bagi perusahaan baru agar bisa masuk ke papan pemantauan khusus full call auction ini. Dengan hal tersebut, Nyoman menilai banyak faktor yang akan membuat emiten baru masuk ke papan pemantauan khusus full call auction.
"Intinya banyak faktor yang mempengaruhi selain faktor fundamental mereka, faktor makro, dan tensi geopolitik yang terjadi juga dapat mempengaruhi. Kami lihat juga durasinya berapa lama, jadi tidak langsung masuk," ujar Nyoman.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk. (ATLA) Yophi Kurniawan Iswanto menuturkan dirinya tidak bisa mengomentari pergerakan harga saham ATLA. Dia menuturkan pihaknya akan fokus di operasional perusahaan.
Baca Juga
"Saya sebagai Direktur Utama berkomitmen untuk meningkatkan operasi kita, meningkatkan nilai-nilai kontrak kita, proyek kita, dan pengembangan perusahaan itu sendiri," kata Yophi.
Dia meyakini usaha ATLA di bidang survei sebagai penunjang kegiatan minyak dan gas masih memiliki prospek yang besar, sehingga ATLA fokus ke operasional dan pengembangan dari internal perusahaan mereka.
Sementara itu, Direktur PT Multi Hanna Kreasindo Tbk. (MHKI) Alwi berharap pergerakan harga saham MHKI tidak akan ke arah penurunan dan masuk ke papan pemantauan khusus full call auction.
"Kami akan lihat, kami berharap tidak ke arah sana. Karena kami optimistis going concern terhadap bisnis kami," ucapnya.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.