Bisnis.com, JAKARTA — Tensi antara Iran dan Israel kian memanas setelah Iran meluncurkan pesawat nirawak alias drone dan rudal ke wilayah pendudukan Israel. Di tengah tensi panas tersebut, mata uang Israel yakni shekel terpantau mengalami penguatan.
Berdasarkan laporan Bloomberg, nilai shekel terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat 1% dalam 24 jam terakhir ke level 3,72 per dolar AS pada perdagangan Senin (15/4/2024), dibandingkan perdagangan pada Minggu (14/4/2024) di level 3,77 per dolar AS.
Meski begitu, sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd), mata uang shekel mengalami tren pelemahan, di mana pada awal tahun ini atau 1 Januari 2024, nilai tukar shekel mencapai 3,6 per dolar AS.
Fluktuasi shekel kini terjadi di tengah tensi panas Israel dengan Iran. Namun, pasar global menunjukkan respon yang lamban terhadap meningkatnya ketegangan di Timur Tengah itu.
Pelaku pasar menunggu perkembangan lebih lanjut menyusul serangan Iran terhadap Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya pada akhir pekan lalu.
"Serangan yang dilakukan Iran sepertinya tidak akan menyebabkan eskalasi lebih lanjut untuk saat ini, bahkan ketika risiko jangka menengah telah meningkat," kata analis Citigroup Inc. Dirk Willer dikutip dari Bloomberg pada Senin (15/4/2024).
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, hubungan Israel dan Iran sedang memanas setelah Iran meluncurkan pesawat nirawak alias drone dan rudal ke wilayah pendudukan Israel. Serangan ini merupakan babak baru dalam konflik di Timur Tengah, di mana Iran akhirnya turun langsung menyerang Israel.
Selama ini konflik antara Iran dan Israel berjalan secara tidak langsung. Iran melibatkan proksi militernya seperti Hizbullah di Lebanon dan Houthi di Yaman, untuk menekan musuh-musuhnya, salah satunya Israel.
Iran terpaksa turun ke gelanggang setelah pesawat tempur Israel secara sepihak menyerang kantor kedutaan besar Iran di Damaskus, Suriah. Serangan Israel terhadap pihak Iran di Suriah sejatinya bukan yang pertama, tetapi aksi Israel pada awal April lalu itu membuat Iran berang.
Rezim Zionis dianggap telah mengangkangi konvensi Wina, hukum internasional sekaligus melanggar kedaulatan Iran karena telah menyasar misi diplomatik Iran di Suriah.