Bisnis.com, JAKARTA -- Konflik di Timur Tengah kembali memanas setelah Iran melancarkan serangan ke Israel. Meski demikian, konflik ini diperkirakan tidak akan terlalu berpengaruh terhadap gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Ekonom dan Mantan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menuturkan masalah tingkat suku bunga tinggi lebih berpengaruh terhadap IHSG. Menurutnya, setiap kali keputusan The Fed dianggap tidak sejalan dengan ekspetasi market, maka akan terjadi capital outflow.
Bambang melihat capital outflow di Indonesia biasanya terjadi pada dua instrumen, yaitu Surat Berharga Negara (SBN) dan saham.
"Investor asing ada yang memang mencari profit, dan mereka langsung ke safe haven dengan kondisi seperti ini," kata Bambang dalam webinar Eisenhower Fellowships Indonesia x IDN Times, Senin (15/4/2024).
Bambang menuturkan safe haven adalah mata uang dolar AS atau instrumen surat berharga US treasury. Bambang menuturkan memang akan terdapat tekanan terhadap IHSG, tetapi tekanan tersebut juga salah satunya akibat dampak dari tingkat suku bunga yang tetap tinggi.
"Dolar AS akan dicari, US bond akan dicari, sehingga itu menyebabkan tekanan, baik dari IHSG karena orang mencari safe haven dan rupiah," tutur Bambang.
Baca Juga
Sebelumnya, Head of Research Panin Sekuritas Nico Laurens dalam risetnya memperkirakan IHSG akan bergerak mendatar pada April 2024 ini, dengan kecendrungan melemah. Menurutnya, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan pergerakan tersebut.
Pertama adalah inflasi yang masih tinggi, lalu resesi di beberapa negara, dan pelemahan nilai rupiah setelah outflow pada beberapa pekan terakhir.
Di sisi lain, kata dia, pelaku pasar mencermati keputusan The Fed yang menjaga suku bunga di level 5,25%-5,5% pada pertemuan Maret 2024. Selain itu, The Fed juga menegaskan pemangkasan suku bunga sebanyak 3 kali pada 2024.
Investor juga masih akan mencermati pergerakan harga minyak setelah Arab Saudi, Rusia, dan anggota OPEC+ lainnya menyatakan akan memperpanjang pemangkasan produksi secara sukarela hingga kuartal II/2024.
Dari dalam negeri, kata dia, investor masih akan mencermati sidang sengketa Pilpres yang masih berlangsung. Investor juga memperhatikan beberapa kebijakan dan data seperti pemerintah yang resmi menaikkan PPN sebesar 100bps ke 12% di 2025, rilis data penjualan kendaraan empat roda oleh Gaikindo, dan data ekspor yang krang positif.