Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas naik mendekati rekor tertinggi setelah serangan Iran terhadap Israel yang memicu permintaan terhadap aset safe haven.
Melansir Bloomberg, harga logam mulia ini naik sebanyak 1,2% ketika konflik di Timur Tengah memasuki fase baru yang berbahaya. Iran menembakkan lebih dari 300 drone dan misil ke Israel, meskipun sebagian besar dihentikan dan tidak ada laporan korban jiwa.
Harga emas menembus US$2.400 per ons pada hari Jumat, tetapi ditutup lebih rendah karena indikator teknis menunjukkan reli telah berjalan terlalu panas dan investor melikuidasi posisi. Perkembangan terbaru di Timur Tengah memicu kecendrungan minat investor untuk berinvestasi dalam emas sebagai safe haven.
Ketegangan yang meningkat di Timur Tengah adalah alasan untuk membeli emas itu sendiri, kata Chris Weston, kepala riset di Pepperstone Group Ltd.
“Ada tambahan nilai atau premi geopolitik yang cukup besar yang yang sudah diperhitungkan dalam pergerakan harga emas,” katanya. Hal tersebut menunjukkan optimisme faktor-faktor geopolitik dan ketidakpastian akan terus mendukung kenaikan harga emas dalam jangka menengah.
Bloomberg menyebut harga emas telah melonjak sekitar 20% sejak pertengahan Februari dalam reli yang banyak mengejutkan investor. Pasar swap atau swap market menunjukkan investor telah menurunkan harapan mereka terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga Federal Reserve tahun ini. Keadaan ini akan menjadi penghambat bagi logam mulia, karena logam mulia tidak memberikan penghasilan berupa bunga ke pemegangnya.
Namun, peningkatan harga emas masih mendapatkan dukungan dari faktor-faktor lain yang mendukung kenaikan harga, seperti pembelian yang kuat oleh bank sentral, dan permintaan yang meningkat dari konsumen China. Selain itu, ketegangang geopolitik yang meningkat di Timur Tengah dan Ukraina juga meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe haven.
Sejumlah bank Wall Street juga baru-baru ini meningkatkan perkiraan harga mereka untuk emas. Goldman Sachs Group Inc. pada hari Senin meningkatkan perkiraan akhir tahun mereka menjadi US$2.700 per ons. Pemotongan suku bunga yang diharapkan dari Fed tahun ini juga akan menambah momentum bullish emas, kata bank tersebut.
Emas spot naik 0,6% menjadi US$2.357,79 per ons pada pukul 11:14 pagi di Singapura, setelah meningkat 0,6% minggu lalu. Indeks Bloomberg Dollar Spot stagnan, mengikuti kenaikan 1,3% minggu lalu, yang paling banyak sejak September 2022. Perak naik, sementara platinum dan paladium turun.