Bisnis.com, JAKARTA — Laba produsen obat Antimo, PT Phapros Tbk. (PEHA) anjlok 78,77% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp5,95 miliar sepanjang 2023.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2023, yang dikutip Bisnis pada Minggu (7/4/2024), turunnya laba PEHA seiring dengan terkoreksinya penjualan perseroan sebesar 13,21% menjadi Rp1,01 triliun, dari sebelumnya pada 2022 yang mencapai Rp1,16 triliun.
Penjualan berasal dari segmen Obat Generik Berlogo (OGB) yang turun 5,145 menjadi Rp526,10 miliar. Diikuti segmen obat resep (Ethical) yang juga terkoreksi 23,09% menjadi Rp286,63 miliar, serta segmen obat bebas (OTC) turun 16,05% menjadi Rp183,28 miliar. Sementara itu, segmen toll-in turun 20,74% menjadi Rp18,11 miliar.
Seiring turunnya penjulan, beban pokok penjualan juga menurun 15,17% menjadi Rp495,70 miliar. Begitu pula beban usaha yang turun 7,82% menjadi Rp451,33 miliar.
Meski begitu, beban keuangan PEHA tercatat meningkat menjadi Rp64,28 miliar, jumlah tersebut naik 6,8% dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp60,19 miliar.
Dengan demikian, perusahaan mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp5,95 miliar sepanjang 2023, terpangkas 78,77% dari Rp28,06 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga
Di sisi lain, emiten berkode saham PEHA itu memiliki aset senilai Rp1,76 triliun, lebih rendah 2,24% dari posisi 31 Desember 2022, yang sebesar Rp1,80 triliun. Adapun liabilitas dan ekuitasnya masing-masing tercatat senilai Rp995,56 miliar dan Rp770,32 miliar.
Penjualan Obat Antimo Naik Jelang Mudik Lebaran
Sebelumnya, anggota dari Holding BUMN Farmasi Indonesia tersebut, mencatatkan pertumbuhan penjualan produk Antimo jelang mudik Lebaran atau Idulfitri 1445.
Plt. Direktur Utama Phapros Ida Rahmi Kurniasih menyampaikan Antimo selalu menjadi produk primadona di kala momen mudik Lebaran atau liburan sekolah. Dalam hal ini PEHA kami fokus menyasar segmen travel convenience untuk masyarakat Indonesia yang sering mengalami motion sickness (mabuk perjalanan).
"Dengan konsistensi tersebut, Antimo menjadi salah satu tulang punggung perusahaan dan mampu memberikan kontribusi diatas 12% dari kinerja penjualan Phapros. Pada kuartal I/2024, Antimo juga mengalami pertumbuhan penjualan sebesar 10% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu," jelasnya dalam keterangan resmi, Kamis (4/4/2024).
Diperkirakan arus puncak mudik lebaran 2024 terjadi pada 5 hingga 7 April 2024. Menurut data survey Polri dan Kementerian Perhubungan, jumlah pemudik mengalami lonjakan yang signifikan pada tahun ini, yaitu sebesar 56,4% atau sekitar 193,6 juta pemudik.
Ida Rahmi Kurniasih pun menyampaikan penjualan minuman atau suplemen yang sering digunakan sebagai pendukung mobilitas masyarakat saat di perjalanan diperkirakan mulai meningkat sejak 5 April 2024.
Tingginya mobilitas libur panjang mudik Lebaran dan libur sekolah dapat membuat daya tahan pemudik menurun. Oleh karena itu, dibutuhkan asupan multifitamin atau suplemen serta obat obatan.
“Dalam memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang arus mudik menuju Idulfitri tahun ini, kami telah melakukan persiapan, di antaranya adalah dengan meningkatkan ketersediaan multivitamin, dan obat-obatan yang mendukung kelancaran perjalanan mudik masyarakat, salah satunya adalah produk kebangaan kami, Antimo. Kami optimistis dengan adanya mobilitas masyarakat yang tinggi selama Lebaran akan menjadi salah satu faktor pertumbuhan kinerja kami di tahun ini,” pungkasnya.