Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Targetkan Setoran Freeport ke Indonesia Bisa Naik Tajam

Presiden RI Joko Widodo menargetkan bisa menambah setoran Freeport bila pemerintah bisa menambah saham PT Freeport Indonesia menjadi 61%
Presiden Jokowi mengunjungi area pertambangan Grasberg di Tembagapura, Kab. Mimika, Papua, yang dioperasikan oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) Kamis (1/9/2022). /Foto BMI Setpres.
Presiden Jokowi mengunjungi area pertambangan Grasberg di Tembagapura, Kab. Mimika, Papua, yang dioperasikan oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) Kamis (1/9/2022). /Foto BMI Setpres.

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden RI Joko Widodo menargetkan bisa menambah setoran Freeport bila pemerintah bisa menambah saham PT Freeport Indonesia menjadi 61% pada Juni 2024.

Presiden Jokowi mengatakan pemerintah bisa mendapatkan tambahan setoran pendapatan dari Freeport bila kepemilikan saham bisa bertambah.

"Pendapatan Freeport sekarang ini 70 persen masuk ke negara. Begitu kita naik 61%, nantinya 80% (pendapatan) akan masuk ke negara," katanya, dikutip Jumat (29/3/2024) dari Antara.

Presiden Jokowi meyakini bahwa kepemilikan saham sebesar 61 persen dapat terealisasi setelah negosiasi dengan PT Freeport Indonesia mencapai titik temu.

"Ini regulasinya rampung dulu baru negosiasinya bisa segera difinalkan, tapi saya melihat tadi saya targetkan enggak sampai Juni lah. Secepatnya. Kalau bisa secepatnya paling lambat Juni," kata Presiden Jokowi usai menghadiri Pembukaan Kongres ke-12 HikmahBudhi di Jakarta, Kamis.

Selain itu, pemerintah juga tengah menyelesaikan Revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 96 Tahun 2021 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara.

"Masih dalam proses negosiasi dan juga persiapan regulasinya. Tapi saya yakin angka (61 persen) itu bisa kita dapatkan," kata Presiden.

Di sisi lain, Kepala Negara mengakui bahwa negosiasi dengan PT Freeport Indonesia memang tidak berjalan mulus atau terbilang "alot".

"Ya namanya negosiasi kan udah lama ini. Alot, alot banget," ungkapnya. Presiden mengatakan bahwa kepemilikan negara terhadap saham perusahaan tambang PT Freeport semula hanya sebesar 9 persen.

Kemudian pada 2018, Indonesia resmi mengambil alih saham sebesar 51 persen sehingga menjadi pemilik saham terbesar Freeport. Penguasaan saham ini, kata Presiden, membuat penerimaan negara meningkat melalui 70 persen pendapatan perusahaan.

Adapun dalam revisi PP 96, pemerintah melakukan penyesuaian untuk mewujudkan kepastian investasi yang berkelanjutan.

Penyesuaian yang dilakukan pemerintah dalam PP 96 untuk mengakuisisi Freeport dengan mengubah syarat perpanjangan kontrak perusahaan guna memaksimalkan keuntungan yang didapat bagi Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper