Bisnis.com, JAKARTA – Pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka telah resmi terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia untuk periode 2024-2029. Tiga asosiasi hilir industri sawit, yaitu GIMNI, APROBI, dan APOLIN, menggarisbawahi harapan akan kelanjutan kebijakan hilirisasi industri sawit yang dianggap sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sahat Sinaga, Direktur Eksekutif GIMNI, menyatakan keyakinannya bahwa Prabowo-Gibran akan berkomitmen penuh pada program hilirisasi sawit. Dalam acara Buka Puasa Bersama dan Temu Media di Jakarta, Sahat menegaskan bahwa kelanjutan program tersebut diharapkan dapat membuat Indonesia menjadi pemimpin dalam produksi bahan bakar hijau secara global.
“Kami ucapkan selamat atas terpilih kepada Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Saya yakin Prabowo-Gibran sangat berkomitmen dalam program hilirisasi sawit. Ke depan, Indonesia berpeluang menjadi Raja Green Fuel di dunia,” kata Sahat Sinaga.
Selain itu, Sahat mengusulkan pembentukan Badan Sawit Indonesia untuk mengatasi tumpang tindih regulasi yang berasal dari 17 kementerian/lembaga pemerintah yang mengurusi sawit. Menurutnya, hal ini akan memungkinkan industri sawit untuk bergerak lebih cepat dan efisien.
Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI) juga menyampaikan harapannya terhadap dukungan pemerintah terhadap program biodiesel sebagai bagian dari transisi menuju energi terbarukan. Sekjen APROBI, Ernest Gunawan, menyoroti pentingnya regulasi yang jelas dan solid untuk mendukung perkembangan industri biodiesel di Indonesia.
“Kami berharap nanti regulasi untuk semua Kepmen bisa lebih form dan solid agar tidak terjadi interpretasi yang berbeda-beda. Kami juga 2,5 tahun ini terus diperiksa Kejaksaan Agung,” ujar Sekjen APROBI Ernest Gunawan di kesempatan sama.
Baca Juga
Sementara itu, Sekjen Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (APOLIN), Rapolo, mengungkapkan harapannya agar kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) tetap berlanjut untuk 7 sektor industri termasuk oleokimia. Kebijakan ini, dengan tarif sebesar US$6 per MMBTU yang telah diterapkan sejak tahun 2020 oleh Pemerintah, dinilai memberikan manfaat signifikan bagi pelaku industri dari berbagai aspek, seperti investasi, ekspor, pendapatan pajak, dan pembangunan daerah.
Lebih lanjut, dia juga menekankan bahwa pihaknya tengah menanti petunjuk dari pemerintah mengenai kemungkinan penerapan B40. Ini merupakan perpanjangan dari program B35 sebelumnya, yang masih sedang dipertimbangkan oleh pemerintah Indonesia.
Rapolo, Sekjen APOLIN, menegaskan pentingnya kelanjutan kebijakan HGBT dalam jangka waktu 5-10 tahun ke depan, dengan merujuk pada realisasi pajak dan investasi yang signifikan dalam sektor oleokimia.
Dampak positif dari kebijakan HGBT terhadap sektor oleokimia juga terungkap, dengan pencapaian pajak sebesar Rp2,2 triliun pada tahun 2021 dan Rp2,9 triliun pada tahun 2022. Demikian pula, investasi sektor ini mencapai Rp1,76 triliun pada tahun 2021 dan Rp2,3 triliun pada tahun 2022.
Dengan terpilihnya Prabowo-Gibran, harapan tersebut semakin menguat, dengan keyakinan bahwa komitmen mereka akan membawa kemajuan signifikan bagi sektor-sektor terkait dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan. (Joyceline Munthe)