Bisnis.com, JAKARTA – Dua emiten raksasa teknologi yakni, PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) dan PT GOTO Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) kompak mencatatkan rugi bersih pada 2023.
Berdasarkan laporan keuangan per akhir Desember 2023, BUKA mencatatkan pendapatan bersih senilai Rp4,43 triliun atau meningkat 22,66% dibandingkan dengan perolehan 2022.
Pendapatan BUKA sepanjang tahun lalu ditopang oleh segmen marketplace yang meraih Rp2,23 triliun, tumbuh 47,44% secara year-on-year (YoY). Segmen online to offline juga mencatatkan peningkatan sebesar 11,29% YoY menjadi Rp2,18 triliun.
Seiring dengan kenaikan pendapatan, beban pokok penjualan yang dicatatkan BUKA naik 32,33% YoY menjadi Rp3,38 triliun. Adapun beban lainnya terpantau menyusut. Beban penjualan pemasaran, semisal, turun 49,56% menjadi Rp518,43 miliar.
Namun, BUKA mencatatkan rugi nilai investasi yang belum dan sudah terealisasi sebesar Rp1,22 triliun pada tahun lalu. Perolehan tersebut berbanding terbalik dari 2022 yang membukukan laba nilai investasi sebesar Rp3,93 triliun.
Bukalapak lantas mencatatkan rugi usaha senilai Rp2,12 triliun pada 2023, dari sebelumnya meraih laba usaha sebesar Rp1,75 triliun sepanjang 2022.
Setelah diakumulasikan dengan pendapatan dan beban lainnya, BUKA mencatatkan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,36 triliun. Padahal, tahun sebelumnya perseroan mencetak laba bersih Rp1,98 triliun.
Sementara itu, GOTO dalam ikhtiar kinerjanya, mencatatkan rugi Rp11,8 triliun pada 2023. Jumlah ini susut 60% dibandingkan dengan kerugian pada 2022 yang mencapai Rp29,4 triliun.
Namun, dengan catatan, kerugian tersebut tidak memasukkan pos goodwill yang mencapai Rp78,76 triliun. Dengan demikian, rugi bersih GOTO tercatat mencapai Rp90,63 triliun. Hingga saat ini, GOTO juga belum merilis laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia.
Presiden Direktur GOTO Patrick Walujo mengatakan GOTO telah membangun basis operasional yang solid, dengan mencapai profitabilitas Ebitda yang disesuaikan pada kuartal IV/2024, dan membangun kerja sama strategis dengan TikTok di bisnis e-commerce.
“Ke depan, fokus kami adalah memperkuat basis ini untuk mempercepat pertumbuhan yang profitable,” kata Patrick dalam keterangan resminya, Selasa (19/3/2024).
Dari lantai bursa, mayoritas sekuritas yang mengulas saham GOTO dan BUKA masih menyematkan pandangan positif meski gerak harga saham keduanya melorot sepanjang 2024.
Hingga perdagangan Jumat (22/3), saham GOTO bercokol di posisi Rp68 atau mencerminkan penurunan sebesar 20,93% secara year-to-date (YtD). Sementara itu, saham BUKA bertengger pada level Rp150 per lembar alias terkoreksi 30,56% YtD.
Berdasarkan data Bloomberg, sebanyak 23 dari 37 analis menyematkan rekomendasi beli GOTO, sedangkan 13 analis merekomendasi tahan dan 1 analis jual. Target harga saham GOTO menurut konsensus analis berada di Rp95,96 selama 12 bulan ke depan.
Sementara itu, mayoritas atau 18 dari 21 analis yang mengulas saham BUKA menyematkan rekomendasi beli dan tiga analis lain memberikan peringkat tahan. Target harga saham BUKA menurut konsensus berada di Rp242,20 dalam 12 bulan ke depan.
__________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.