Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bukalapak (BUKA) Telan Kerugian Rp1,36 Triliun Sepanjang 2023

Bukalapak mencatatkan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp1,36 triliun, balik arah dari kinerja 2022.
Warga menggunakan aplikasi Bukalapak di Jakarta, Selasa (18/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Warga menggunakan aplikasi Bukalapak di Jakarta, Selasa (18/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah meningkatnya pendapatan bersih, PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) mencatatkan kerugian sebesar Rp1,36 triliun sepanjang 2023. Capaian ini berbanding terbalik dibandingkan kinerja 2022 yang meraih laba Rp1,98 triliun. 

Berdasarkan laporan keuangan per akhir Desember 2023, BUKA mencatatkan pendapatan bersih senilai Rp4,43 triliun atau meningkat 22,66% dibandingkan dengan perolehan 2022.

Pendapatan BUKA sepanjang tahun lalu ditopang oleh segmen marketplace yang meraih Rp2,23 triliun, tumbuh 47,44% secara year-on-year (YoY). Segmen online to offline juga mencatatkan peningkatan sebesar 11,29% YoY menjadi Rp2,18 triliun. 

Seiring dengan kenaikan pendapatan, beban pokok penjualan yang dicatatkan BUKA naik 32,33% YoY menjadi Rp3,38 triliun. Adapun beban lainnya terpantau menyusut. Beban penjualan pemasaran, semisal, turun 49,56% menjadi Rp518,43 miliar. 

Namun, BUKA mencatatkan rugi nilai investasi yang belum dan sudah terealisasi sebesar Rp1,22 triliun pada tahun lalu. Perolehan tersebut berbanding terbalik dari 2022 yang membukukan laba nilai investasi sebesar Rp3,93 triliun. 

Bukalapak lantas mencatatkan rugi usaha senilai Rp2,12 triliun pada 2023, dari sebelumnya meraih laba usaha sebesar Rp1,75 triliun tahun 2022. 

Setelah diakumulasikan dengan pendapatan dan beban lainnya, BUKA mencatatkan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,36 triliun. Padahal, tahun sebelumnya perseroan mencetak laba bersih Rp1,98 triliun. 

Sepanjang tahun lalu, BUKA membukukan total aset sebesar Rp26,12 triliun atau menyusut sebesar 4,68% YoY. Adapun liabilitas juga turun 12,76% YoY menjadi Rp792,02 miliar, sementara ekuitas mencapai Rp25,33 triliun atau terkoreksi 4,40% secara tahunan. 

Di sisi lain, arus kas setara kas pada akhir periode Desember 2023 tercatat sebesar Rp15,18 triliun atau menurun 6,62% YoY dari posisi sebelumnya yakni Rp16,25 triliun. 

Dalam perkembangan lain, Bukalapak diketahui telah menutup layanan BukaCicilan pada 29 Februari 2024. Kendati demikian, VP Financial Solution Bukalapak Desy Hartono mengatakan Bukalapak saat ini masih bekerja sama dengan Kredivo untuk penyediaan kredit. 

Desy menyampaikan saat ini para pelanggan BukaCicilan juga dapat menggunakan pilihan financing lainnya dari Kredivo dan partner penyelenggara lainnya yang tersedia. 

Berdasarkan catatan Bisnis, BukaCicilan merupakan fitur kredit virtual yang diluncurkan pada 2018. Adapun fitur ini merupakan kolaborasi dengan perusahaan rintisan (startup) Akulaku.

Namun, sebagaimana diketahui, Akulaku mendapatkan sanksi pembatasan usaha buy now pay later (BNPL) karena tidak melaksanakan tindakan pengawasan yang diminta oleh OJK, yakni pembatasan penyaluran pembiayaan dengan skema BNPL. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper