Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indocement (INTP) Jelaskan Penyebab Liabilitas Naik 41% ke Rp8,68 Triliun

Manajemen Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) buka suara terkait kondisi liabilitas yang naik 41% secara tahunan menjadi Rp8,68 triliun pada 2023.
Proses pemuatan kontainer berisi semen merk tiga roda./indocement
Proses pemuatan kontainer berisi semen merk tiga roda./indocement

Bisnis.com, JAKARTA – Manajemen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) buka suara terkait kondisi liabilitas yang naik 41% secara tahunan menjadi Rp8,68 triliun pada 2023. 

Berdasarkan laporan keuangan per akhir Desember 2023, INTP mengakumulasikan total aset sebesar Rp29,64 triliun atau meningkat 15,34% year-on-year (YoY).

Sementara itu, pada saat bersamaan, liabilitas perseroan melonjak 41,39% YoY menjadi Rp8,68 triliun. Adapun jumlah ekuitas mencapai Rp20,96 triliun atau meningkat 7,17% secara tahunan.

Direktur Indocement David Clarke menyampaikan bahwa pada tahun lalu, liabilitas perseroan mengalami kenaikan sebesar Rp2,54 triliun atau setara dengan 41% jika dibandingkan capaian liabilitas tahun sebelumnya yakni Rp6,13 triliun. 

Dia menjelaskan peningkatan liabilitas berasal dari transaksi kombinasi bisnis yang dilakukan perseroan sepanjang tahun lalu. Salah satunya, terkait pinjaman jangka pendek tanpa jaminan dari Bank Standard Chartered senilai Rp2 triliun. 

“Pada Desember 2023, entitas anak yang baru diakuisisi memperoleh pinjaman jangka pendek tanpa jaminan sebesar Rp2 triliun dari PT Bank Standard Chartered. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada Desember 2024,” ujarnya dalam keterbukaan informasi, dikutip Jumat (22/3/2024). 

Di tengah kenaikan liabilitas, INTP mencatatkan pendapatan neto sebesar Rp17,94 triliun sepanjang tahun lalu. Jika dibandingkan dengan raihan 2022, jumlah tersebut tumbuh 9,93% secara tahunan. 

Pendapatan INTP disokong oleh penjualan semen kepada pihak ketiga yang berkontribusi Rp16,19 triliun, atau naik dibandingkan capaian 2022 yakni Rp14,73 triliun. Adapun penjualan beton siap pakai menyumbang Rp1,36 triliun.

Selaras dengan naiknya pendapatan, beban pokok pendapatan INTP ikut terkerek 8,21% YoY menjadi Rp12,1 triliun. Alhasil, laba kotor perseroan sepanjang tahun lalu tercatat mencapai Rp5,84 triliun atau tumbuh 13,68% secara tahunan. 

Setelah diakumulasikan dengan pendapatan dan beban lain, INTP meraih laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,95 triliun alias tumbuh 5,85% YoY. Laba per saham juga naik dari Rp529,44 menjadi Rp568,41.

Di sisi lain, arus kas setara kas pada akhir periode Desember 2023 tercatat sebesar Rp3,18 triliun atau terkoreksi 29,61% YoY dari posisi sebelumnya yakni Rp4,52 triliun.

----------------------------------

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper