Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hypermart (MPPA) Rancang Strategi Raup Cuan Ramadan & Lebaran

Hypermart (MPPA) merancang strategi untuk meraup cuan selama Ramadan dan Lebaran 2024.
Seorang karyawan Hypermart di Karawaci, Banten menata deterjen laundry Rinso milik Unilever./Bloomberg-Dimas Ardian
Seorang karyawan Hypermart di Karawaci, Banten menata deterjen laundry Rinso milik Unilever./Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pengelola Hypermart, PT Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA) telah menyiapkan strategi untuk memaksimalkan peluang cuan selama momentum Ramadan dan Lebaran 2024 atau Hari Raya Idulfitri 1445 H.

Direktur Marketing MPPA Iriana Ekasari mengatakan konsumsi masyarakat mengalami peningkatan pada momentum Ramadan Lebaran tahun ini. Alhasil, penjualan Hypermart diproyeksi meningkat dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya.

“Kami menargetkan tahun ini dan memperhatikan bagaimana gairah konsumen juga belanja pemerintah. Kami perkirakan kenaikan penjualan itu lebih dari 25% untuk seluruh gerai kami,” ujar Iriana kepada wartawan di Hypermart Karawaci, dikutip Kamis (21/3/2024).

Terkait strategi MPPA, dia mengatakan pihaknya berusaha memahami kebutuhan konsumen pada saat Ramadan dan Hari Raya Idulfitri. Hal itu mengingat gerai swalayan Hypermart tersebar di 65 kota di seluruh Indonesia, terbentang dari Binjai, Sumatra Utara hingga Abepura, Papua.

“Selain itu juga logistiknya ya, kami sudah merencanakan jauh-jauh hari supaya produk-produk yang dibutuhkan masyarakat di titik-titik yang tersebar tadi itu sudah tersedia pada saat mereka membutuhkan,” jelasnya.

Untuk memastikan pasokan kebutuhan pokok masyarakat, Hypermart juga mendistribusikan beras SPHP yang dibanderol sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang ditentukan pemerintah yakni Rp54.500 untuk kemasan 5 kilogram. Selain itu, MPPA juga menjual minyak goreng sesuai HET pemerintah yakni Minyakita Rp14.000 per liter.

Iriana mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir merupakan tahun penuh tantangan bagi Hypermart terutama karena pandemi Covid 19 menyebabkan perubahan pola belanja dan gaya hidup konsumen terutama di kalangan milennial dan generasi Z.

Oleh sebab itu, perseoran menyesuaikan strategi agar tetap relevan dan dekat dengan konsumen, seperti mengencangkan platform belanja online Hypermart, menambah berbagai produk baru, hingga meningkatkan kenyamanan konsep gerai.

Menilik kinerja keuangan terakhirnya, MPPA masih membukukan rugi bersih sebesar Rp247,50 miliar pada kuartal III/2023. Namun, rugi bersih itu terpangkas 14,65% secara year-on-year (YoY) dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp290 miliar.

Pendapatan perseroan juga turun 0,28% menjadi Rp5,31 triliun, dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp5,33 triliun.

Secara rinci berdasarkan segmen, pendapatan MPPA ditopang dari bisnis eceran atau ritel sebesar Rp4.89 triliun, sementara itu pendapatan grosir sebesar Rp424,13 miliar.

------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper