Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak melemah tipis menyusul penguatan dolar AS menjelang pengumuman suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve atau The Fed.
Berdasarkan data Bloomberg, Rabu (20/3/2024), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak April 2024 melemah -1,04% atau -0,87 poin menjadi US$82,60 per barel pada pukul 16.08 WIB. Sementara itu, harga minyak Brent kontrak Mei 2024 juga melemah -0,76% atau -0,66 poin ke level US$86,72 per barel pada pukul 16.21 WIB.
“Ambil keuntungan bisa menjadi alasan pergerakan turun hari ini,” jelas analis independen yang berbasis di Auckland, Tina Teng, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (20/3).
Teng kemudian menambahkan bahwa kenaikan harga baru-baru ini didukung oleh membaiknya prospek permintaan dan tanda-tanda berkurangnya pasokan.
Di lain sisi, diketahui bahwa indeks dolar AS naik lebih tinggi untuk sesi kelima berturut-turut setelah data terbaru menunjukkan ketahanan ekonomi AS, sehingga hal ini membebani sentimen para pembeli Asia.
Adapun, dolar yang menguat membuat komoditas minyak mentah menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. Hal ini dapat mengurangi permintaan.
Baca Juga
Mengutip Bloomberg, Jeff Currie dari Carlyle Group LP mengatakan bahwa minyak akan naik jauh di atas konsensus saat ini, yakni sebesar US$70-US$90 per barel, jika The Fed bergerak untuk menurunkan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang.
“Meskipun ada aksi ambil untung menjelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal AS, penurunan apa pun diperkirakan hanya terjadi dalam waktu singkat,” jelas kepala penelitian komoditas di Kotak Securities Ltd. di Mumbai, Ravindra Rao.
Menurutnya, serangan terhadap penyulingan minyak Rusia, pengurangan produksi OPEC+, dan data positif China dapat mendukung harga.