Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Global Anjlok 4 Hari Beruntun, Ini Pemicunya

Harga minyak dunia turun pada Senin (17/2/2025) karena ekspektasi bahwa kesepakatan damai Rusia-Ukraina dapat meringankan sanksi yang mengganggu arus pasokan.
Tangki penyimpanan minyak di Midland, Texas, AS, pada hari Kamis, 3 Oktober 2024./Bloomberg-Anthony Prieto
Tangki penyimpanan minyak di Midland, Texas, AS, pada hari Kamis, 3 Oktober 2024./Bloomberg-Anthony Prieto

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak dunia turun pada Senin (17/2/2025) atau merosot 4 hari beruntun sejalan dengan ekspektasi bahwa kesepakatan damai Rusia-Ukraina dapat meringankan sanksi yang mengganggu arus pasokan. 

Pelaku pasar juga mengkhawatirkan perang tarif global dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan melemahkan permintaan energi.

Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent turun 20 sen, atau 0,2%, menjadi US$74,59 per barel. Harga minyak Brent telah merosot 3,1% dalam empat sesi terakhir.

Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate AS berada pada harga US$70,51 per barel, turun 23 sen, atau 0,3% dan sempat mencatat level terendah sejak 30 Desember pada US$70,12 per barel. Adapun, harga minyak WTI turun 3,8% selama empat sesi terakhir. 

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pada Minggu bahwa dia yakin dapat segera bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membahas cara mengakhiri perang di Ukraina. 

Trump dan pejabat pemerintahannya mengumumkan bahwa mereka telah memulai diskusi dengan Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina. Komentar Trump muncul saat Amerika Serikat dan Rusia sedang mempersiapkan pembicaraan awal di Arab Saudi dalam beberapa hari mendatang.

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio juga mengatakan pada Minggu bahwa Ukraina dan Eropa akan menjadi bagian dari "negosiasi nyata" untuk mengakhiri perang Moskow, yang menandakan bahwa pembicaraan AS dengan Rusia minggu ini merupakan kesempatan untuk melihat seberapa serius Putin tentang perdamaian.

"Pasar sedang lesu karena prospek gencatan senjata Rusia-Ukraina dan potensi keringanan sanksi terhadap Moskow," kata presiden Nissan Securities Trading Hiroyuki Kikukawa seperti dikutip Reuters, Senin (17/2/2025).

Dia menambahkan, kekhawatiran atas perlambatan ekonomi akibat perang tarif, yang didorong oleh tindakan Trump, juga membebani harga minyak. 

Kikukawa memperkirakan WTI akan diperdagangkan antara US$66-US$76 per barel untuk sementara waktu karena penurunan harga minyak lebih lanjut dapat menghambat produksi minyak AS. 

Sanksi oleh AS dan Uni Eropa terhadap ekspor minyak Rusia telah menghambat pengirimannya dan mengganggu arus pasokan minyak melalui laut. Mencabut sanksi jika terjadi kesepakatan damai akan meningkatkan pasokan energi global.

Risiko perang dagang global juga menekan harga setelah Trump minggu lalu memerintahkan pejabat perdagangan dan ekonomi untuk mempelajari tarif timbal balik terhadap negara-negara yang mengenakan tarif pada barang-barang AS dan mengembalikan rekomendasi mereka paling lambat 1 April. 

Perusahaan jasa energi Baker Hughes dalam laporannya mencatat, perusahaan energi AS minggu lalu menambahkan rig minyak dan gas alam selama 3 minggu berturut-turut untuk pertama kalinya sejak Desember 2023. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper