Bisnis.com, JAKARTA - Suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) memiliki peran dalam kenaikan atau penurunan harga komoditas, seperti emas, bitcoin hingga energi. Adapun Federal Reserve (The Fed) akan mengumumkan keputusan suku bunga pekan ini.
Sebagian besar pelaku pasar memperkirakan bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunganya pada pertemuan kebijakan selama dua hari yang berakhir Rabu (20/3/2024). Mereka juga memperkirakan bahwa ada 59% peluang penurunan suku bunga pada Juni 2024.
Kepala ekonom FHN Financial Chris Low mengatakan fokus pasar saat ini tertuju pada waktu dimulainya penurunan suku bunga The Fed.
”Bukan berarti The Fed diperkirakan akan memangkas pada pertemuan ini, tetapi petunjuk apa pun yang mungkin ditawarkan oleh Ketua (Jerome) Powell tentang kapan penurunan suku bunga pertama dapat terjadi," kata Low seperti dikutip Reuters, Selasa (19/3/2023).
Analis telah memperingatkan kemungkinan bahwa The Fed mungkin mengisyaratkan prospek kebijakan suku bunga yang tetap tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama (higher for longer), mengingat inflasi yang tinggi baik di tingkat konsumen maupun produsen.
Analis SEB Bank Dana Malas mengatakan data AS baru-baru ini mengindikasikan langkah-langkah bertahap menuju peningkatan risiko inflasi.
Baca Juga
"Bahwa jalan menuju 2% akan lurus adalah angan-angan; kemunduran tidak bisa dihindari. Kekuatan disinflasi masih lebih kuat daripada tekanan inflasi,” ujarnya.
Adapun, fokus pada pengumuman dari bank sentral tersebut akan tertuju setelah pembacaan inflasi AS dan pasar tenaga kerja yang lebih tinggi dari perkiraan.
Harga sejumlah komoditas terpengaruh oleh sentimen penantian pasar terhadap keputusan suku bunga The Fed. Berikut ulasannya.
Harga Emas
Harga emas diperdagangkan lebih rendah awal pekan ini. Kunci pergerakan emas adalah posisi dolar dan keputusan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) yang akan datang.
Kepala analis pasar di Exinity Group Han Tan menuturkan bahwa para pedagang emas akan tetap sensitif terhadap apa yang mungkin akan dikatakan oleh ketua The Fed Jerome Powell seputar potensi penurunan suku bunga pada Juni 2024.
Menurut analis teknikal Reuters, harga emas spot dapat jatuh ke dalam kisaran US$2.126-US$2.131 per troy ounce seperti yang ditunjukkan oleh wave pattern dan pola bearish pennant.
Kemudian, berdasarkan analisa yang dikutip dari FXempire.com, dalam jangka pendek prospek emas dinilai bearish. Dengan The Fed yang sepertinya menahan suku bunganya dan dolar AS yang kuat, harga emas diperkirakan akan terus tertekan dalam waktu dekat.
Analis mengatakan para pedagang perlu bersiap untuk fluktuasi potensial yang terkait dengan keputusan bank sentral dan rilis data ekonomi.
Harga Bitcoin
Jurnalis dan blogger kripto terkemuka Colin Wu menuturkan bahwa suku bunga The Fed berdampak besar pada keuangan, termasuk pada aset kripto.
Ia berpendapat bahwa ketika tanggal pengumuman The Fed semakin dekat, harga Bitcoin terus meningkat sebagai antisipasi dan semakin mendekatnya halving Bitcoin. Kenaikan ini terjadi karena tingginya tingkat pembelian BTC harian dan antisipasi The Fed yang mulai menurunkan suku bunganya tahun ini.
Secara tradisional, pengetatan suku bunga oleh The Fed berdampak negatif pada harga aset berisiko termasuk Bitcoin. Penurunan suku bunga memungkinkan masuknya dana ke BTC, sehingga mendorong harga lebih tinggi.
Harga Bitcoin telah mencapai titik tertingginya pada US$73.840 pada Kamis (14/3) dan kemudian mengalami penurunan tajam di bawah US$69.000 pada Jumat (15/3).
Harga Minyak dan Batu Bara
Menjelang keputusan suku bunga The Fed, harga minyak menguat ke level tertinggi dalam empat bulan didorong oleh serangan drone Ukraina terhadap kilang Rusia, sehingga meningkatkan risiko geopolitik.
Selain itu, terdapat juga pemangkasan produksi OPEC+ dengan Badan Energi Internasional (EIA) memperingatkan adanya defisit pasokan sepanjang tahun. Pergerakan prospek ini menyebabkan bank-bank seperti Morgan Stanley meningkatkan perkiraan harga minyak mereka.
Harga minyak West Texas Intermediate telah naik lebih dari 2% dan menetap di atas US$82 untuk pertama kalinya sejak akhir Oktober 2023.
Kemudian, untuk batu bara diketahui bahwa India telah berhasil melelang 13 tambang batu bara komersial, dalam upaya untuk meningkatkan produksi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan impor.
Produksi batu bara termal di China mengalami juga mengalami penurunan untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun. Hal ini menambah sinyal upaya China dalam meningkatkan keamanan energi mungkin telah mencapai puncaknya.
Adapun, harga baru bara berjangka kontrak April 2024, yakni kontrak dengan volume terbanyak di ICE Newcastle pada perdagangan Senin (18/3) melemah -1,81% atau -2,35 poin ke level US$127,75 per metrik ton.
Sebagai catatan, efek suku bunga dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan permintaan, terutama pada tinggi atau rendahnya dolar di kalangan pembeli yang membayar dalam mata uang lainnya. Harga energi juga berdampak pada inflasi.
Dolar AS menguat lebih dari 2% pada 2023, karena perekonomian AS yang lebih baik dari perkiraan. Hal ini mendorong investor untuk menahan spekulasi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunganya dengan cepat dan mendalam pada tahun ini.
Adapun, jika nantinya The Fed akan bersikap hawkish, dolar AS akan menguat. Sebaliknya jika The Fed bersikap dovish maka hal itu dapat memberikan tekanan pada dolar AS.