Bisnis.com, JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) saat ini melakukan penyesuaian jadwal pengiriman dan mencari supplier LNG sebagai mengupayakan penyelesaian status force majeure dengan Gunvor Singapore Ltd.
Corporate Secretary Perusahaan Gas Negara Rachmat Hutama mengatakan saat ini PGAS melakukan upaya untuk penyelesaian status kontrak dengan Gunvor dengan melakukan penyesuaian jadwal pengiriman 2024. Selain itu, PGAS juga terus aktif melakukan komunikasi dengan supplier LNG potensial untuk mendapatkan kargo LNG yang dapat memenuhi kebutuhan PGAS.
“Perseroan dan Gunvor sedang dalam tahap pembahasan penyesuaian jadwal pengiriman tahun 2024 karena saat ini Perseroan masih dalam status Force Majeure,” kata Rachmat dalam keterbukaan informasi, dikutip Rabu (6/3/2024).
PGAS mengklaim kendala pengiriman kargo LNG kepada Gunvor diperkirakan tidak kurang dari beberapa bulan pada 2024. PGAS telah melakukan diskusi dengan Gunvor dan menjelaskan latar belakang yang menyebabkan PGAS mendeklarasi Force Majeure dan sampai dengan saat ini PGAS dan Gunvor masih melakukan korespondensi.
Pada pemberitaan Bisnis sebelumnya, PGAS mengatakan dalam beberapa tahun ke depan, bisnis LNG diharapkan menjadi sumber utama untuk memenuhi kebutuhan pelanggan gas bumi.
Rachmat Hutama mengungkapkan bahwa PGAS sedang aktif berusaha untuk mendiversifikasi portofolio pasokan gas bumi. Upaya ini mencakup penggunaan pasokan konvensional melalui pipa gas di dalam negeri serta opsi alternatif seperti LNG.
Baca Juga
Rachmat menjelaskan bahwa dengan sumber pasokan gas baru yang berasal dari jarak yang cukup jauh dari pusat permintaan yang terletak di bagian barat Indonesia, LNG menjadi salah satu opsi yang sangat penting.
Pemerintah juga terus berupaya untuk meningkatkan kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi untuk kebutuhan domestik, yang membuka peluang bagi PGAS untuk memperoleh pasokan baru.
Seperti yang diketahui, PGAS dan Gunvor menandatangani MSPA dan CN dengan tujuan PGAS akan menjual LNG tertentu dari portofolio Pertamina kepada Gunvor.
Pada perkembangannya, terjadi kondisi force majeure, yakni kendala yang menyebabkan tertundanya proses novasi portofolio LNG dari Pertamina ke PGAS. Alhasil, hal ini berimbas kepada terkendalanya pengiriman kargo LNG kepada Gunvor.
-------------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.