Bisnis.com, JAKARTA – Saham emiten jalan tol BUMN PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) masih berada dalam fase menanjak usai mencatatkan laba bersih sebesar Rp6,8 triliun pada 2023. Perolehan laba ini tumbuh 147,32% secara tahunan.
Pada perdagangan hari ini, Selasa (5/3/2024) pukul 14.35 WIB, saham JSMR melemah 0,93% menuju level Rp5.350. Meski demikian, banderol tersebut mencerminkan kenaikan sebesar 9,86% sepanjang tahun berjalan alias year-to-date (YtD).
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menuturkan bahwa kendati harga saham JSMR melemah, tetapi secara teknikal pergerakan saham JSMR masih berada dalam fase uptrend disertai munculnya volume penjualan.
“Dari indikator lain, MACD masih berada di area positif meskipun agak melandai dan waspadai Stochastic yang rawan dead cross ke area netralnya,” ujarnya Herditya kepada Bisnis.
MNC Sekuritas lantas memperkirakan support saham JSMR berada pada level Rp5.025, sementara level resistansi bercokol di angka Rp5.525 per lembar saham.
Dalam kesempatan terpisah, Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga, Lisye Octaviana, menjelaskan bahwa ada dua aksi korporasi yang membuat laba bersih perseroan sepanjang 2023 melejit.
Baca Juga
Dia mengungkapkan bahwa Rp4,1 triliun dari total laba bersih 2023 merupakan dampak dari pemenuhan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 22 22 tentang Kombinasi Bisnis.
Hal tersebut sehubungan dengan buyback unit penyertaan reksa dana penyertaan terbatas Mandiri Infrastruktur Ekuitas Transjawa (MIET) pada PT Jasamarga Semarang Batang, PT Jasamarga Solo Ngawi, dan PT Jasamarga Ngawi Kertosono Kediri melalui akuisisi saham PT Lintas Marga Jawa oleh PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) pada Juli 2023.
Selain itu, pada Oktober 2022, Jasa Marga juga telah melakukan divestasi Jalan Layang MBZ yang dikelola oleh PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC). Alhasil, kedua aksi korporasi ini telah mempengaruhi kinerja perseroan secara tahunan (year-on-year/YoY).
“Sehingga, untuk core profit perseroan sepanjang tahun 2023 adalah sebesar Rp2,7 triliun atau meningkat sebesar 196,7% dari core profit tahun sebelumnya,” ujar Lisye dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis pada dikutip Selasa (5/3/2024).
Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa tanpa memperhitungkan dua aksi korporasi, JSMR tetap mampu meningkatkan kinerja dan kesehatan finansial dibandingkan dengan tahun 2022.
Jasa Marga sepanjang tahun lalu membukukan pendapatan usaha sebesar Rp15,6 triliun atau tumbuh 12,9% secara tahunan. Perolehan ini bersumber dari kinerja pendapatan tol sebesar Rp14 triliun yang naik 12,1% dan pendapatan usaha lain menyumbang Rp1,4 triliun.
Sementara itu, Lisye mengatakan realisasi pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (ebitda) JSMR juga naik 14,2% YoY menjadi Rp9,9 triliun. Adapun realisasi margin ebitda margin mencapai 63,7% alias lebih tinggi dibandingkan tahun 2022.
JP Morgan, dalam riset terbarunya, memandang kinerja moncer Jasa Marga akan berlanjut pada 2024. Proyeksi ini didorong oleh sejumlah faktor, antara lain, meningkatnya realisasi pendapatan dari penyesuaian tarif tol dan melambatnya pengeluaran belanja modal.
“Kami memperkirakan pengeluaran belanja modal akan relatif melambat pada 2024 karena tahun politik, sehingga memungkinkan JSMR untuk terus melakukan pengurangan leverage neraca keuangan,” tulis riset JP Morgan.
Kombinasi faktor tersebut membuat tim riset JP Morgan memproyeksikan pendapatan JSMR selama periode 2023-2025 akan meningkat 18% hingga 20%. Selain itu, JP Morgan juga meningkatkan target harga saham JSMR menjadi Rp5.100 per lembar.
Presiden Direktur Kiwoom Sekuritas Indonesia Changkun Shin menilai saham JSMR menarik dicermati investor karena faktor kuatnya fundamental dan valuasi yang masih cukup murah.
“Di sisi lain, kami juga melihat mobilitas yang kembali normal akan meningkatkan trafik kendaraan pada jalan tol, khususnya pada momen besar keagamaan seperti Idul Fitri sehingga pendapatan tol masih bisa meningkat,” kata Shin kepada Bisnis.
Menurutnya, peningkatan volume lalu lintas harian rata-rata pada hari besar dan potensi kenaikan tarif jalan tol bisa mendorong kinerja fundamental Jasa Marga. Dengan demikian, hal ini secara simultan akan mengerek performa saham JSMR ke depan.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.