Bisnis.com, JAKARTA - Emiten komponen otomotif Grup Astra, PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) mengungkapkan penyebab turunnya penjualan ekspor perseroan pada tahun 2023.
Menilik laporan keuangannya, pendapatan ekspor AUTO tercatat turun 5,21% secara year-on-year (YoY) menjadi Rp1,50 triliun hingga 31 Desember 2023, dibanding periode sama 2022 sebesar Rp1,58 triliun.
Direktur Astra Otoparts Wanny Wijaya mengatakan penurunan ekspor tersebut terutama dikarenakan kondisi geopolitik di negara tujuan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan ekspor.
Sebagai informasi, kegiatan ekspor komponen otomotif AUTO ke lebih dari 50 negara, meliputi wilayah Asia, Timur Tengah, Amerika, Eropa dan Afrika. Namun, kontribusi ekspor terbesar AUTO masih di wilayah Asia.
"Untuk komposisi ekspor kami saat ini 50% ke benua Asia dan sisanya non-Asia," ujar Wanny kepada Bisnis, dikutip Senin (4/3/2024).
Pada akhir tahun 2023, perseroan juga menyampaikan tengah berencana merambah negara-negara tujuan ekspor baru, terutama di kawasan Asia. Hal itu bertujuan untuk mendongkrak kinerja ekspor AUTO.
Baca Juga
"Pada 2023, AUTO melakukan perluasan ekspor ke Kamboja dan Singapura dengan berbagai produk yang AUTO miliki," pungkas Wanny.
Mengacu laporan keuangan di laman resmi BEI, AUTO membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tembus Rp1,84 triliun hingga 31 Desember 2023, atau naik 38,88% secara YoY dibandingkan laba bersih 2022 sebesar Rp1,32 triliun.
Meroketnya laba bersih AUTO didorong meningkatnya pendapatan 0,37% YoY menjadi Rp18,64 triliun, dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp18,57 triliun.
Kendati demikian, selain mengalami penurunan ekspor, pendapatan dari pihak ketiga lokal AUTO juga turun menjadi Rp10,35 triliun dibandingkan 2022 sebesar Rp10,42 triliun.
Secara terperinci berdasarkan segmen, pendapatan AUTO ditopang dari segmen manufaktur komponen otomotif sebesar Rp10,54 triliun, diikuti segmen perdagangan atau trading yang berkontribusi Rp8,10 triliun. Pendapatan itu sudah dikurangi biaya eliminasi sebesar Rp1,41 triliun.
Prospek Saham AUTO
Research Analyst MNC Sekuritas Rudy Setiawan mengatakan, kinerja ekspor AUTO berpeluang akan terdongkrak seiring dengan fokus perseroan yang berencana memperluas pasar ekspor ke wilayah Asia.
"Kami menilai profil pasar ekspor ini masih memberikan ruang untuk penetrasi mengingat besarnya pertumbuhan pasar otomotif Asia," ujar Rudy dalam riset dikutip Senin (4/3/2024).
Lebih lanjut dia mengatakan, secara persentase, ekspor AUTO ke negara-negara Asia memberikan kontribusi terbesar yaitu sebesar 54,9%, diikuti oleh Timur Tengah (25,7%), Afrika (10,6%), Amerika Selatan (5,1%) dan terakhir Eropa (3,7%).
Seiring dengan sentimen tersebut, MNC Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli untuk saham AUTO dengan target harga lebih tinggi Rp3.500, yang mengimplikasikan price earnings (PE) 5,6 kali, dan price to book value (PBV) 0,7 kali pada 2024.
Pada sesi I perdagangan Senin (4/3/2024) pukul 11.30 WIB, saham AUTO turun 2,92% atau 70 poin ke level Rp2.330 per saham. Sedangkan secara year-to-date (ytd) saham AUTO terkoreksi 1,27%.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.