Bisnis.com, JAKARTA — Emiten perkebunan kelapa sawit dan pengolahan CPO Grup Rajawali milik konglomerat Peter Sondakh, PT Eagle High Plantation Tbk. (BWPT), membukukan kenaikan laba bersih secara signifikan pada 2023.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, BWPT mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp177,02 miliar sepanjang 2023. Angka ini naik 10 kali lipat jika dibandingkan 2022 yang meraup laba Rp17,47 miliar.
Kenaikan laba bersih perseroan didorong oleh manfaat pajak bersih yang meningkat dari posisi Rp127,56 miliar, menjadi Rp284,12 miliar sepanjang tahun 2023.
Meski laba melonjak, pendapatan usaha BWPT justru melemah. Pada tahun lalu, perseroan mengakumulasikan pendapatan sebesar Rp4,2 triliun, turun 8,08% year-on-year (YoY).
Pendapatan dari segmen minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO), sebagai kontributor terbesar perusahaan, meraih Rp3,81 triliun atau turun 4,57% secara tahunan.
Di sisi lain, perseroan mampu mengikis beban pokok penjualan sebesar 11,16% YoY menjadi Rp3,14 triliun. Dengan demikian, laba kotor yang diakumulasikan BWPT sepanjang tahun lalu mencapai Rp1,05 triliun atau meningkat 2,49% YoY.
Baca Juga
Dalam wawancara dengan Bisnis Indonesia, Direktur Utama BWPT Henderi Djunaidi meyakini bahwa harga CPO akan tetap stabil hingga akhir tahun 2024. Hal ini dikarenakan belum ada pertumbuhan suplai secara signifikan baik secara global maupun nasional.
"Juga terjadi pelemahan terhadap permintaan karena ekonomi global masih dipicu oleh dinamika global dan ketidakpastian resiko inflasi serta suku bunga yang masih tinggi," ujarnya dalam pemberitaan yang dipublikasikan pada Selasa (20/2/2024).
Hingga Januari 2024, Henderi mengatakan BWPT menunjukkan pertumbuhan 20% untuk yield per hektare (YPH) atau produktivitas tanaman kelapa sawit per satu hektare, dan laba bersih.
Sementara itu, sepanjang 2023, BWPT membukukan total aset sebesar Rp10,18 triliun atau turun 16,69% YoY, sedangkan liabilitas juga terkoreksi 21,45% YoY menjadi Rp7,99 triliun, dan ekuitas mencapai Rp2,19 triliun atau tumbuh 6,92% secara tahunan.
Adapun arus kas setara kas pada akhir periode Desember 2023 mencapai Rp27,37 miliar atau menurun sebesar 74,85% YoY dari posisi sebelumnya yakni Rp108,87 miliar.
***
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.