Dilema Nikel Indonesia, Antara Harga Murah dan Izin Tambang yang Tersendat

Indonesia berambisi tetap mengguyur pasar nikel global agar harganya tetap rendah, tetapi terdapat risiko defisit pasokan karena izin pertambangan tersendat.
Annasa Rizki Kamalina, Wibi Pangestu Pratama
Senin, 4 Maret 2024 | 10:00

Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia ternyata berkepentingan untuk menjaga harga nikel di pasar global tetap rendah, salah satunya demi kenyamanan produsen kendaraan listrik yang menikmati biaya rendah. Ada risiko defisit pasokan yang mengintai di sana.

Pada penutupan perdagangan Jumat (1/3/2024), harga nikel di bursa London Metal Exchange (LME) tercatat senilai US$17.486 per ton. Pada hari itu memang terjadi kenaikan harga, tetapi secara tahun berjalan telah melorot telah melorot 43,5% (year-to-date/YtD).

Konten Premium Terbaru