Bisnis.com, JAKARTA - Prospek saham Grup Astra atau PT Astra International Tbk. (ASII) diperkirakan cukup akseleratif, setelah merilis laporan keuangan 2023.
Tim Riset Kiwoom Sekuritas Miftahul Khaer menilai bahwa dari sisi fundamental, performa Astra tergolong positif pada 2023. Hal ini didorong oleh pertumbuhan salah satu lini usaha perseroan, yakni United Tractors yang mencatatkan kenaikan pendapatan secara tahunan.
Akan tetapi, akhir-akhir ini, Miftahul melihat pergerakan saham Astra cenderung tertekan akibat sentimen dari masuknya raksasa otomotif China ke Indonesia, yakni BYD Automobile. Kondisi ini pun dinilai berpeluang mempengaruhi sisi fundamental perusahaan.
"Pasalnya, masuknya pemain baru ke dalam suatu pasar dapat meningkatkan persaingan, sehingga dapat menyebabkan penurunan margin keuntungan bagi pemain yang sudah ada. Namun, hal itu juga dapat mendorong inovasi dan efisiensi bagi ASII," ujarnya saat dihubungi Bisnis pada Selasa (27/2/2024).
Meski demikian, Miftahul menilai baik ASII maupun UNTR masih bisa memaksimalkan pendapatan sepanjang tahun ini. Perkiraan itu ditopang oleh tingginya permintaan terhadap produk otomotif yang dapat meningkatkan penjualan kedua emiten tersebut.
Dari lantai bursa, saham UNTR ditutup menguat 3,70% menuju level Rp23.850 pada perdagangan hari ini. Adapun saham ASII juga naik 0,98% ke posisi Rp5.175. Miftahul menyatakan kenaikan ini merupakan respons positif pasar terhadap laporan keuangan tahun 2023.
Baca Juga
"Kiwoom masih merekomendasi investment buy untuk saham ASII dengan target intrinsic value di kisaran Rp5.600, sedangkan UNTR kami kami beri trading buy dengan target harga di kisaran Rp24.700," tuturnya.
Sebagai informasi, ASII membukukan laba bersih sebesar Rp33,83 triliun sepanjang 2023. Perolehan ini naik 16,91% secara year-on-year (YoY) dibandingkan periode sama tahun 2022 yang mencapai Rp28,94 triliun.
Kenaikan laba bersih ASII ditopang oleh pendapatan perseroan yang naik 5,03% YoY menjadi Rp316,56 triliun, dibanding tahun 2022 sebesar Rp301,37 triliun.
Sementara itu, UNTR mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp128,5 triliun. Perolehan tersebut meningkat 4,03% dibandingkan 2022 yang sebesar Rp123,6 triliun.
Adapun laba bersih UNTR turun 2% pada 2023 menjadi Rp20,6 triliun. Manajemen perusahaan menjelaskan penurunan laba bersih dikarenakan adanya kenaikan biaya keuangan dan kerugian nilai tukar mata uang asing.