Bisnis.com, JAKARTA - PT Astra International Tbk. (ASII) mengusulkan membagikan dividen final Rp421 per saham dalam rapat umum pemegang saham tahunan pada April 2024. Dengan demikian, total dividen ASII pada tahun 2023 mencapai Rp519 per saham atau Rp21 triliun.
Presiden Direktur ASII Djony Bunarto Tjondro mengusulkan perseroan akan membagikan dividen final kepada pemegang sahamnya sebesar Rp421 per saham atas kinerja tahun buku 2023. Secara total, dividen tersebut mencapai Rp17,04 triliun.
Jika ditambah dividen interim ASII sebesar Rp98 per saham yang telah dibagikan pada Oktober 2023, maka total dividen yang akan diusulkan ASII sebesar Rp519 per saham.
"Dividen final sebesar Rp421 per saham akan diusulkan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan pada bulan April 2024," ujar Djony dalam keterangannya dikutip Rabu (28/2/2024).
Adapun, dividen final yang diusulkan tersebut lebih rendah dibandingkan dividen final tahun buku 2022 sebesar Rp552 per saham. Total dividen ASII juga lebih rendah dibandingkan total dividen tahun buku 2022 sebesar Rp640 per saham.
Mengacu jumlah saham ASII yang beredar sebanyak 40,48 miliar saham, maka total dividen tahun buku 2023 Rp519 per saham yang akan dibagikan ASII kepada pemegang saham sebesar Rp21,01 triliun.
Baca Juga
Djony mengatakan, rasio pembayaran dividen sebesar 62% berdasarkan laba bersih Grup Astra sebesar Rp34 triliun, tidak termasuk penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina. Menurutnya, rasio tersebut lebih tinggi dari rata-rata rasio pembayaran dividen historis perseroan.
"Usulan direksi atas dividen final tersebut didasarkan pada kinerja yang sangat baik dan harga batu bara yang masih tinggi pada paruh pertama tahun 2023, yang mencerminkan pemulihan yang terus berlanjut pascapandemi," imbuhnya.
Mengacu laporan keuangan di laman BEI, laba bersih ASII naik 16,91% secara year-on-year (YoY) hingga 31 Desember 2023 menjadi Rp33,83 triliun, dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp28,94 triliun.
Kenaikan laba bersih ASII ditopang oleh pendapatan perseroan yang naik 5,03% YoY menjadi Rp316,56 triliun, dibanding tahun 2022 sebesar Rp301,37 triliun. Pendapatan itu disumbang dari berbagai lini bisnis ASII, di antaranya pertambangan, otomotif, jasa keuangan, agribisnis, infrastruktur hingga properti.