Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana mengembangkan Exchange Traded Funds (ETF) Indonesia dengan underlying indeks melalui beberapa Manajer Investasi (MI) asing ke pasar global.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan Bursa telah berdiskusi dengan beberapa MI asing yaitu bursa Singapura, Hong Kong dan Korea Selatan. Animo terhadap ETF Indonesia juga disebut positif.
“Rencana ini bertujuan memperkenalkan produk investasi Indonesia dan juga akan meningkatkan likuiditas transaksi saham,” kata Jeffrey saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia, Rabu (21/2/2024).
Jeffrey mengklaim penawaran ETF Indonesia ini bertujuan untuk memperkenalkan pasar modal Indonesia kepada investor asing. Dia mengatakan sebelumnya, Bursa hanya mengundang investor asing untuk berinvestasi di Indonesia, namun saat ini, BEI membawa produk Bursa Indonesia untuk diperkenalkan ke pasar global.
Kemudian, penawaran ETF Indonesia juga juga bertujuan untuk meningkatkan likuiditas di pasar modal Indonesia. Dengan ETF diperdagangkan di bursa luar, kata Jeffrey, akan menyebabkan penyesuaian terhadap aset dasar (underlying) BEI. Kedua belah pihak diharapkan akan mendapatkan manfaat dari inisiatif ini.
Jeffrey menyoroti bahwa ETF Indonesia ini secara khusus ditujukan untuk investor ritel di negara-negara tujuan MI. Berbeda dengan investor asing pada umumnya, yang sering berasal dari institusi dan memiliki kemudahan dalam membuka rekening efek di salah satu sekuritas serta telah memiliki strategi mitigasi risikonya.
Baca Juga
Dia juga mengungkapkan bahwa sudah ada minat dari Manajer Investasi (MI) asing untuk menerbitkan ETF yang didasarkan pada indeks IDX30, LQ45, atau indeks utama dari bursa lainnya.
Namun, Jeffrey belum mengungkapkan target waktu peluncuran perdana ETF Indonesia di luar negeri. Target tersebut akan sangat tergantung pada kesiapan dari Manajer Investasi (MI) asing yang terlibat. Saat ini, kata Jeffrey, BEI sudah memiliki Memorandum of Understanding (MoU) dengan bursa tempat peluncuran ETF Indonesia.