Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Lesu, Dolar AS Perkasa

Nilai tukar rupiah dibuka melemah pada pagi ini bersama mayoritas mata uang Asia, sedangkan dolar AS terpantau perkasa.
Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah dibuka melemah ke posisi Rp15.644 di hadapan dolar AS pada perdagangan hari ini, Selasa (20/2/2024). Sejumlah mata uang Asia lainnya kompak melemah, sedangkan dolar AS perkasa pagi ini.

Mengacu data Bloomberg pukul 09.05 WIB, mata uang rupiah dibuka melemah 0,08% atau 13 poin ke level Rp15.644 per dolar AS. Sementara itu, indeks mata uang Negeri Paman Sam terpantau naik 0,07% ke posisi 104,36.

Mayoritas mata uang kawasan Asia lainnya terpantau melemah terhadap dolar AS pagi ini. Misalnya, yen Jepang melemah 0,11%, dolar Hongkong melemah 0,01%, dolar Singapura turun 0,05%, dolar Taiwan turun 19%, dan won Korea ambles 0,25%.

Selanjutnya, ringgit Malaysia melemah 0,05%, baht Thailand merosot 0,39%, dan peso Filipina turun 0,01%. Hanya rupee India yang menguat tipis 0,03%, sedangkan yuan China stagnan.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memproyeksikan pada perdagangan hari ini, Selasa (20/2/2024) mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.610 - Rp15.670 per dolar AS.

Dia mengatakan Dana Fed berjangka memperkirakan hanya ada 10,5% peluang penurunan suku bunga di bulan Maret dan 33,7% kemungkinan pelonggaran di bulan Mei, menurut FedWatch Tool dari CME Group. Pada awal tahun, kemungkinan The Fed akan menurunkan suku bunga pada bulan Maret adalah 79%.

Di Asia, pasar China memulai kembali perdagangan dengan hati-hati, karena para pedagang menunggu untuk melihat apakah peningkatan belanja selama liburan Tahun Baru Imlek selama seminggu akan bertahan dalam beberapa minggu mendatang.

"Bank sentral juga diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan pinjaman tidak berubah pada hari Selasa, meninggalkan suku bunga pada rekor terendah," kata dia dalam riset harian.

Sementara itu, Ibrahim mengatakan faktor internal yang mempengaruhi rupiah adalah dari hasil survei penjualan eceran Bank Indonesia (BI) yang mengindikasikan kinerja penjualan eceran pada Januari 2024 diperkirakan meningkat secara tahunan, namun terkontraksi secara bulanan.

Hal tersebut tercermin dari IPR (indeks penjualan riil) Januari 2024 yang tercatat sebesar 216,0 atau secara tahunan tumbuh 3,7% yoy. Peningkatan ini didorong oleh pertumbuhan mayoritas kelompok, terutama kelompok barang lainnya khususnya pada subkelompok sandang sebesar 15,4% yoy.

Selanjutnya disusul oleh kelompok perlengkapan rumah tangga Lainnya 5,4% yoy, serta Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau 5,3% yoy. Sementara itu, Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi mengalami perbaikan meski masih berada pada fase kontraksi sebesar 21,8% yoy.

Secara bulanan, pertumbuhan penjualan eceran diperkirakan terkontraksi 1,0 persen mtm, lebih rendah daripada bulan sebelumnya yang tumbuh 4,9 persen mtm. Penurunan ini sejalan dengan normalisasi permintaan masyarakat setelah periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan libur tahun baru serta faktor cuaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper