Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Loyo Tertekan Sentimen The Fed soal Suku Bunga

Mata uang rupiah ditutup melemah ke level Rp15.631 per dolar AS pada penutupan perdagangan hari ini, Senin (19/2/2024).
Mata uang rupiah ditutup melemah ke level Rp15.631 per dolar AS pada penutupan perdagangan hari ini, Senin (19/2/2024). Bisnis/Suselo Jati
Mata uang rupiah ditutup melemah ke level Rp15.631 per dolar AS pada penutupan perdagangan hari ini, Senin (19/2/2024). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah ditutup melemah ke level Rp15.631 per dolar AS pada penutupan perdagangan hari ini, Senin (19/2/2024). Pelemahan rupiah terjadi saat survei penurunan suku bunga The Fed pada Mei mendatang melemah.

Berdasarkan data Bloomberg, mata uang rupiah ditutup melemah 0,05% atau 7 poin ke posisi Rp15.631 per dolar AS. Indeks dolar AS terpantau melemah 0,13% ke posisi 104,17. 

Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat -,16%, dolar Hong Kong naik 0,01%, dolar Singapura menguat 0,16%, won Korea naik 0,03%, rupee India menguat 0,03%, dan baht Thailand menguat 0,09%. 

Sementara itu, mata uang yang melemah adalah ringgit Malaysia turun 0,10%, yuan China melemah 0,06%, peso Filipina melemah 0,19%, dolar Taiwan turun 0,12%. 

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan Dana Fed berjangka memperkirakan hanya ada 10,5% peluang penurunan suku bunga di bulan Maret dan 33,7% kemungkinan pelonggaran di bulan Mei, menurut FedWatch Tool dari CME Group. Pada awal tahun, kemungkinan The Fed akan menurunkan suku bunga pada bulan Maret adalah 79%.

Di Asia, pasar China memulai kembali perdagangan dengan hati-hati, karena para pedagang menunggu untuk melihat apakah peningkatan belanja selama liburan Tahun Baru Imlek selama seminggu akan bertahan dalam beberapa minggu mendatang. 

"Bank sentral juga diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan pinjaman tidak berubah pada hari Selasa, meninggalkan suku bunga pada rekor terendah," kata dia dalam riset harian. 

Sementara itu, Ibrahim mengatakan faktor internal yang mempengaruhi rupiah adalah dari Hasil Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia (BI) mengindikasikan kinerja penjualan eceran pada Januari 2024 diperkirakan meningkat secara tahunan, namun terkontraksi secara bulanan.

Hal tersebut tercermin dari IPR (indeks penjualan riil) Januari 2024 yang tercatat sebesar 216,0 atau secara tahunan tumbuh 3,7% yoy. Peningkatan ini didorong oleh pertumbuhan mayoritas kelompok, terutama kelompok barang lainnya khususnya pada subkelompok sandang sebesar 15,4% yoy.

Disusul oleh kelompok perlengkapan rumah tangga Lainnya 5,4% yoy, serta Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau 5,3% yoy. Sementara itu, Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi mengalami perbaikan meski masih berada pada fase kontraksi sebesar 21,8% yoy.

Secara bulanan, pertumbuhan penjualan eceran diperkirakan terkontraksi 1,0 persen mtm, lebih rendah daripada bulan sebelumnya yang tumbuh 4,9 persen mtm. Penurunan ini sejalan dengan normalisasi permintaan masyarakat setelah periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan libur tahun baru serta faktor cuaca. 

Ibrahim memproyeksikan perdagangan besok, Selasa (20/2/2024) mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang  Rp15.610 - Rp15.670 per dolar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper