Bisnis.com, JAKARTA — Emiten farmasi, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) mencatatkan kinerja kurang impresif sepanjang 2023 setelah membukukan penurunan pendapatan dan laba bersih.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2023, emiten berkode SIDO ini mencetak penjualan sebesar Rp3,56 triliun turun 7,75% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp3,86 triliun.
Beban pokok penjualan Sido Muncul juga menurun menjadi Rp1,54 triliun pada 2023 dibandingkan dengan Rp1,69 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Meski begitu, laba bruto perseroan sepanjang 2023 tercatat turun menjadi Rp2,01 triliun dari posisi Rp2,16 triliun di 2022.
Adapun, beban penjualan dan pemasaran juga turun menjadi Rp570,38 miliar dari posisi Rp571,13 miliar, beban umum dan administrasi juga turun menjadi Rp204,59 miliar dari Rp222,85 miliar. Laba usaha pun tercatat turun menjadi Rp1,19 triliun per Desember 2023 dari Rp1,39 triliun per Desember 2022.
Dengan demikian, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sepanjang 2023 menjadi Rp950,64 miliar turun 13,95% dari periode yang sama tahun lalu Rp1,10 triliun.
Sementara itu, total aset perseroan per 31 Desember tercatat Rp3,89 triliun turun dari posisi akhir tahun 2022 sebesar Rp4,08 triliun. Rinciannya, total aset lancar turun menjadi Rp2,06 triliun dari Rp2,19 triliun, sementara aset tidak lancar turun menjadi Rp1,82 triliun dari sebelumnya Rp1,88 trilliun.
Baca Juga
Di sisi lain, total liabilitas perseroan tercatat Rp504,76 miliar hingga Desember 2023, turun dibandingkan dengan Rp575,96 miliar per akhir tahun lalu. Rinciannya, total liabilitas jangka pendek turun menjadi Rp461,97 miliar dari Rp541,04 miliar, sementara liabilitas jangka panjang meningkat menjadi Rp42,78 miliar dari Rp34,91 miliar.
Posisi total ekuitas perseroan juga mengalami penurunan menjadi Rp3,38 triliun pe 31 Desember 2023 dari posisi akhir tahun lalu Rp3,50 triliun. Penurunan terutama akibat turunnya ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk yang menjadi Rp3,38 triliun dari posisi Rp3,50 triliun.
Adapun, kas setara kas akhir periode tercatat turun menjadi Rp830,12 miliar pada akhir 2023 dari sebelumnya Rp923,04 miliar per 31 Desember 2022.