Bisnis.com, JAKARTA – Rencana divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) ke MIND ID dengan harga Rp3.000-an atau di bawah harga pasar reguler menjadi sentimen negatif saham INCO.
Pada perdagangan Senin (19/2/2024) pukul 15.44 WIB, saham INCO naik 4,34% atau 160 poin menjadi Rp3.850 per saham. Namun, saham INCO turun 10,67% sepanjang 2024, dan turun 40,31% dalam 6 bulan terakhir.
Saham INCO bergerak di rentang Rp3.610 hingga Rp3.890 per saham hari ini. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp38,25 triliun dengan valuasi PER sebesar 9,05 kali dan PBVR sebesar 0,97 kali.
Dalam pemberitaan sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan Holding BUMN tambang PT Mineral Industri Indonesia atau MIND ID telah mencapai kesepakatan harga akuisisi 14% saham INCO di kisaran Rp3.000 per lembar.
Dia menambahkan bahwa proses divestasi saham INCO tinggal mengurus berkas administrasi. Arifin berharap dalam beberapa hari ke depan, seluruh proses administrasi, transaksi, dan kejelasan investasi tersebut dapat segera diselesaikan.
Presiden Direktur Kiwoom Sekuritas Indonesia Changkun Shin mengatakan bahwa ketika harga divestasi di bawah harga saat ini, maka saham INCO akan direspons negatif oleh pelaku pasar.
Baca Juga
“Harganya diperkirakan melanjutkan penurunan menuju harga divestasi tersebut, dan setelah itu ada peluang menguat usai tekanan jual mereda seiring kondisi valuasi yang sudah undervalued,” ujar Shin ketika dihubungi Bisnis, Jumat (16/2/2024).
Senada, Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Axell Ebenhaezer mengatakan MIND ID mendapatkan harga diskon untuk membeli saham divestasi INCO dari dua pemegang saham utama. Harga divestasi INCO di sekitar Rp3.000 tergolong cukup murah kalau dibanding nilai pasar saat ini.
“Dibanding harga penutupan tanggal 15 Februari 2024 yaitu Rp4.000, harga ini mencerminkan sebuah diskon sebesar 23,25% yang diterima MIND ID,” kata Axell kepada Bisnis, Jumat (16/2/2024).
Harga divestasi yang berada di bawah harga pasar atau harga diskon memberikan sentimen negatif bagi sahamnya. Axell mengatakan kemungkinan saham INCO akan tertekan karena harga divestasi ini dapat dianggap sebagai implied fair value atau nilai wajar untuk saham INCO.
Dihubungi terpisah, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani juga menyampaikan bahwa pergerakan saham INCO akan dipengaruhi oleh prospek underlying perusahaan yakni nikel, terlepas siapa pun yang menjadi pemegang saham pengendali.
“Karena harga INCO dipengaruhi oleh harga underlying komoditasnya yakni nikel dan harga nikel hingga saat ini masih dalam tren penurunan,” kata Arjun kepada Bisnis.