Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan suspensi kepada saham RS Mayapada (SRAJ) milik Keluarga Tahir sebanyak dua kali pada Februari 2024.
Pertama, BEI menghentikan perdagangan saham RS Mayapada yang diinduki oleh PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. (SRAJ) di pasar reguler dan tunai mulai Jumat (16/2/2024). Adapun saham rumah sakit tersebut masuk dalam gurita bisnis Keluarga Tahir.
Berdasarkan pengumuman Bursa Peng-SPT-00016/BEI.WAS/02-2024, suspensi dilakukan sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada Saham PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. (SRAJ) dan sebagai bentuk perlindungan bagi Investor.
“Penghentian sementara perdagangan saham SRAJ di Pasar Reguler dan Pasar Tunai mulai sesi I perdagangan tanggal 16 Februari 2024 sampai dengan Pengumuman Bursa lebih lanjut,” tulis Bursa, Jumat (16/2/2024).
Kedua, SRAJ juga disuspensi Bursa pada perdagangan 12 Februari 2024. Sahamnya kembali diperdagangkan pada 13 Februari 2024.
Seperti yang diketahui, pada perdagangan kemarin, Kamis (15/2/2024) saham SRAJ naik 23,81% ke posisi Rp910 per saham. Secara year to date, saham SRAJ telah naik 203,33% dan dalam perdagangan sebulan sahamnya mampu melambung 255,47%.
Baca Juga
Kapitalisasi pasar SRAJ tercatat sebesar Rp10,92 triliun dengan PER sebesar -2-6,71 kali dan PBVR sebesar 5,89 kali.
Pada penjelasan atas volatilitas harga saham, Manajemen SRAJ mengaku tidak ada informasi yang bersifat material yang dapat mempengaruhi nilai efek.
Namun SRAJ memperhatikan bahwa saat ini terdapat banyak pemberitaan bernada positif mengenai SRAJ seiring dengan terpenuhinya ketentuan free float serta membaiknya kinerja khususnya terkait dengan perluasan usaha dan peningkatan layanan.
Tahun lalu, emiten rumah sakit Grup Mayapada, PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. (SRAJ) dan dua anak usahanya menerima fasilitas pinjaman berjangka senilai Rp500 miliar dari PT Indonesia Infrstructure Finance (IIF).
SRAJ yang merupakan perusahaan induk ke depannya akan memperoleh suntikan dana sebesar Rp79 miliar.
Sementara itu, dana pinjaman sebesar Rp270 miliar akan diberikan kepada anak usaha SRAJ, yaitu PT Nusa Sejahtera Kharisma (NSK). Sedangkan sisa dana pinjaman senilai Rp151 miliar akan diberikan kepada PT Sejahtera Abadi Solusi (SAS), anak perusahaan SRAJ yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan.
Chairman & Group CEO Mayapada Healthcare Group Jonathan Tahir mengatakan bahwa suntikan dana yang diterima perseroan bersama dengan dua anak usahanya itu akan digunakan untuk pengembangan rumah sakit (RS) serta pembiayaan kembali pinjaman yang ada pada PT Bank Mayapada Internasional Tbk. (BMI).
"Pinjaman berjangka yang diterima dari IIF adalah kehormatan bagi Mayapada Hospital. Kami ke depannya akan membuka RS lagi dan juga akan melakukan refinancing," ujarnya ditemui di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Rabu (27/9/2023).
Adapun, Jonathan menyebut bahwa setelah perseroan resmi menerima pendanaan dari IIF, SRAJ berencanan untuk memulai pembangunan cabang RS baru di wilayah Jakarta Timur pada akhir 2023.
--------------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.