Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Potensi IHSG Menguat usai Hasil Quick Count Pemilu 2024

IHSG berpeluang menguat setelah hasil quick count Pilpres 2024 dan Pemilu 2024 pada hari ini.
IHSG berpeluang menguat setelah hasil quick count Pilpres 2024 dan Pemilu 2024 pada hari ini. - Afandi
IHSG berpeluang menguat setelah hasil quick count Pilpres 2024 dan Pemilu 2024 pada hari ini. - Afandi

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang rebound setelah Hasil Quick Count Pemilu 2024 dan Pilpres 2024. Namun, dalam jangka pendek IHSG berfluktuasi pada pekan Pemilu 2024.

Pada perdagangan kemarin, Selasa (13/2/2024) IHSG melemah 1,20% atau 87,92 poin ke posisi 7.209,74. IHSG pun terkoreksi 0,87% sepanjang 2024.

Pengamat Pasar Modal sekaligus Co Founder Pasardana Hans Kwee mengatakan memasuki pekan pemilu pada 14 Februari 2024, IHSG berpeluang konsolidasi melemah dengan support di level 7.180 sampai level 7.099 dan resisten di level 7.285 hingga level 7.393.

Kendati demikian, setelah tanggal pencoblosan atau hasil quick count, IHSG dapat berpotensi menguat jika berkaca kepada tren Pemilu di tahun-tahun sebelumnya.

"Berdasarkan data historis dalam lima pemilu terakhir sejak 1999, IHSG cenderung menguat dengan rata-rata 2,96%, 10,42%, dan 10,87% untuk periode 1 bulan, 3 bulan, dan 6 bulan setelah setiap tanggal pemilu," ujar Hans kepada Bisnis dikutip Rabu, (14/2/2024).

Lebih lanjut dia mengatakan, kebijakan-kebijakan yang diambil oleh presiden baru secara historis menunjukkan sikap pro-pertumbuhan untuk Indonesia. Rata-rata pertumbuhan PDB riil Indonesia mencapai 4,2%, 5,8%, dan 4,1% pada periode presiden sebelumnya hingga saat ini, yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Joko Widodo. 

"Pelaku pasar tidak masalah pemilu berlangsung 2 putaran, yang penting adalah semua pihak harus dapat memastikan pemilu bisa berlangsung jujur dan adil. Semua potensi kecurangan harus ditekan untuk menghindari potensi penolakan hasil pemilu," katanya.

Pasalnya, berkaca pada pengalaman 2019 menunjukan penolakan hasil pemilu diikuti demonstrasi anarkis menyebabkan koreksi dalam pada IHSG. Menurutnya, pemilu damai dan hasil yang dapat diterima semua pihak adalah yang diharapkan oleh pelaku pasar saat ini.

Sementara itu, nilai tukar rupiah rupiah ditutup melemah 9 poin atau 0,06% menuju level Rp15.603 per dolar AS pada Selasa (13/2/2024) atau H-1 jelang quick count Pilpres. Adapun indeks dolar AS menurun sebesar 0,01% ke posisi 104,16.

Beralih ke sentimen global, bursa saham Wall Street AS menunjukan kinerja yang baik sebelum Pemilu, didukung oleh kinerja korporasi dan perusahaan teknologi AI. Potensi pemangkasan suku bunga di Maret memudar dan di bulan Mei 2024 menipis membuka peluang pemotongan bunga baru dilakukan the Fed di semester ke II/2024. 

Hal yang relatif hampir sama dengan Bank Sentral Eropa (ECB) di masa potensi pemotongan bunga menipis di semester I/2024. Sedangkan Bank of Japan (BOJ) juga masih dalam kebijakan kondisi moneter yang ultra longgar. 

"Kebijakan The Fed dan BOJ mendorong indeks dolar menguat dan yield AS meningkat. Sedangkan harga minyak kembali meningkat di tengah meningkatnya konflik kawasan Timur Tengah setelah Israel menolak proposal gencatan senjata dan berlanjutnya konflik Rusia-Ukraina," pungkas Hans.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper