Bisnis.com, JAKARTA — Ramalan nasib saham ANTM usai pergerakan harga emas Antam sempat menyentuh rekor all time high (ath) pada awal Februari 2024.
Pergerakan harga emas Antam langsung tancap gas pada awal Februari 2024. Tercatat, mahar logam mulia produksi PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) mencapai rekor Rp1.151.000 per gram pada Jumat (2/2/2024).
Terkini atau Minggu (11/2/2024), harga dasar emas 24 karat ukuran 1 gram, yang di-update pukul 08.30 WIB, dijual sebesar Rp1.135.000.
Tren kenaikan harga emas memiliki dua sisi dampak terhadap kinerja Antam dan pergerakan saham ANTM.
Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, Head Corporate Secretary Aneka Tambang Syarif Faisal Alkadrie mengaku penurunan penjualan komoditas emas sepanjang 2023 karena investor melakukan take profit karena harga buyback yang dianggap sudah cukup tinggi.
“Hal ini seiring dengan terus meningkatnya harga emas yang sudah konsisten berada di atas level Rp1 juta-an sejalan dengan membaiknya perekonomian pasca pandemi,”kata Faisal kepada Bisnis, awal Februari 2024.
Baca Juga
Selain itu, Faisal menjelaskan yang mempengaruhi penjualan emas juga berasal dari beberapa faktor global lain.
ANTM mencatatkan raihan produksi emas unaudited sebesar 1.208 kilogram. Capaian itu lebih rendah 4,73% dibandingkan dengan produksi tahun 2022 sebesar 1.268 kilogram. Sepanjang kuartal IV/2023 sendiri, ANTM berhasil memproduksi emas mencapai 300 kilogram atau setara 9.645 troy ounce.
Meski mengalami penurunan produksi, capaian tersebut sejalan dengan pemenuhan target produksi emas yaitu 1.167 kilogram. Sementara itu volume penjualan emas ANTM tercatat sebesar 26.129 kilogram.
Faisal mengaku perusahaan tetap optimistis tren permintaan emas di Indonesia akan kembali meningkat di tahun 2024 ini dan cenderung stabil hingga beberapa tahun ke depan.
Sementara itu, Tim Riset Mirae Asset Sekuritas baru-baru ini menjelaskan ANTM menghasilkan emas dan perak dalam berbagai bentuk, termasuk bullion, koin, dan perhiasan. Emas bullion ANTM bersertifikat oleh London Bullion Market Association (LBMA), sementara koin emasnya bersertifikat oleh World Gold Council (WGC).
Pada pendapatan sepanjang 2022, kontributor utama adalah segmen logam mulia dan pemurnian, yang utamanya didorong oleh perdagangan emas, dengan kontribusi total sebesar 69,6%. Sementara itu, segmen nikel memberikan kontribusi sebesar 26,2% dari total pendapatan.
Mirae justru memprediksi dari segi pendapatan dari emas bersama dengan logam mulia lainnya dan segmen pemurnian, akan cenderung lambat, sekitar Rp25,8 triliun pada 2023 dan Rp26,2 triliun pada 2024.
“Karena kami memprediksi ANTM akan terus memusatkan fokusnya pada segmen nikel yang lebih menguntungkan,” tulis riset, dikutip Jumat (2/2/2024).
Mirae menyematkan rating trading buy saham ANTM dengan target harga di posisi Rp1.850 per saham. Pada penutupan perdagangan Jumat, (2/2/2024) saham ANTM berada di posisi Rp1.525 per saham atau turun 0,65%. Sepanjang sesi, saham ANTM bergerak pada rentang Rp1.525 hingga Rp1.550. Adapun, kapitalisasi pasar ANTM tembus Rp36,65 triliun.