Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) mengeluarkan laporan keuangan proforma kuartal III/2023 seiring penyelesaian transaksi penjualan saham Tokopedia ke TikTok.
Dalam laporan keuangan tersebut, GOTO menyebut membukukan pendapatan sebesar Rp6,11 triliun di kuartal III/2023 dalam laporan keuangan proforma tanpa menyertakan Tokopedia.
Rugi periode berjalan GOTO juga turun menjadi Rp6,67 triliun dalam laporan proforma kuartal III/2023, dari Rp9,5 triliun dibandingkan dengan laporan keuangan kuartal III/2023 dalam laporan keuangan yang dilaporkan ke Bursa.
Lalu, apa itu laporan keuangan proforma?
Laporan keuangan proforma secara sederhana dapat diartikan sebagai laporan keuangan yang disusun berdasarkan asumsi atau estimasi. Laporan keuangan proforma ini seringkali digunakan untuk merencanakan kinerja keuangan masa depan sebuah perusahaan.
Melansir Investopedia, laporan keuangan proforma tidak dihitung menggunakan prinsip akuntansi yang umum diterima. Sebuah perusahaan dapat menyajikan laporan keuangan proforma untuk memberi tahu investor mengenai penilaian internal mereka terhadap hasil keuangan perusahaan.
Baca Juga
Laporan keuangan proforma lazim digunakan sebuah perusahaan yang tengah mempertimbangkan untuk melakukan akuisisi atau merger. Hal ini untuk melihat dampak dari langkah merger atau akuisisi tersebut terhadap pendapatan dan biaya di masa depan.
Perlu diingat, laporan keuangan proforma dapat berisi angka atau perhitungan yang tidak mematuhi standar akuntansi. Hasil proforma mungkin bisa berisi penyesuaian terhadap angka akuntansi, yang bahkan perbedaannya bisa sangat besar.
Dalam transaksi GoTo-Tokopedia-Tiktok, GOTO mengeluarkan laporan keuangan proforma untuk melihat gambaran bagaimana pendapatan dan beban biaya dari keluarnya Tokopedia di laporan keuangan GOTO akan berpengaruh di masa depan.
Selain itu, laporan keuangan proforma yang dikeluarkan GOTO ini bertujuan untuk memenuhi POJK 17/2020 yang menyatakan pembelian atau penjualan saham yang menyebabkan perusahaan terbuka memperoleh atau kehilangan pengendalian atas perusahaan, informasi yang wajib diumumkan yaitu pengaruh transaksi tersebut pada kondisi keuangan perusahaan terbuka yang telah disajikan dalam informasi keuangan proforma yang direviu oleh akuntan.
Di Amerika Serikat, laporan keuangan proforma melejit pada tahun 1990-an saat perusahaan-perusahaan dot-com menggunakan metode ini unuk membuat kerugian terlihat seperti keuntungan, atau setidaknya menunjukkan keuntungan yang lebih besar daripada yang ditunjukan melalui metode akuntansi resmi AS.
Otoritas Bursa AS atau Securities and Exchange Comission (SEC) memperingatkan perusahaan yang terdaftar di Bursa saham harus mengeluarkan dan mempublikasikan laporan keuangan berdasarkan hasil generally accepted accounting principle (GAAP) atau akuntansi resmi. SEC juga menjelaskan penggunaan laporan keuangan proforma yang sangat menyimpang dan menyesatkan investor akan dianggap sebagai tindakan penipuan dan dapat dikenakan hukuman.
Sementara itu, di Indonesia, aturan mengenai laporan keuangan juga diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam POJK Nomor 1/2020 tentang Penyusunan Laporan Keuangan Perusahaan Efek.
