Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa nilai pembiayaan yang disalurkan dalam program Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) yang dibina Permodalan Nasional Madani (PNM) telah mencapai Rp244 triliun.
Jokowi mengakatan bahwa hanya dalam waktu 8 tahun pencapaian tersebut dapat disentuh melalui program Mekaar yang dibina oleh PNM.
Hal ini disampaikannya usai menghadiri agenda program ekonomi keluarga sejahtera binaan PNM di Doom Bale Rame, Kabupaten Bandung pada Sabtu (3/2/2024).
“Perputaran dari yang dulu Rp800 Miliar tetapi dalam 8 tahun sudah melompat menjadi Rp244 triliun dan yang baik adalah kita memberikan kail. Bukan memberikan bantuan. Ini tidak, ini kail yang disiapkan dengan sistem gandeng renteng,” kata Jokowi dikutip melalui Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu (3/2/2024).
Selain itu, Kepala Negara juga menyoroti jumlah nasabah yang ikut serta dalam program Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) yang telah mencapai 15,2 juta.
Capaian tersebut, kata Jokowi telah berjalan sejak dicanangkan pertama kali pada 2015. Padahal, saat awal dibuka nasabah yang terkumpul baru menginjak angka 400.000 di seluruh Indonesia.
Baca Juga
Bahkan, setiap nasabah terus memberikan peningkatan terkait dengan pinjaman yang diminta terhadap program tersebut.
"Dari awal dari 2015 pinjaman awal Rp2 juta meningkat tadi ada yang di depan ada yang sudah Rp 8 juta atau Rp 10 juta," ucapnya.
Lebih lanjut, Presiden juga menyebut nasabah yang cicilannya macet hanya berada di kisaran angka 0,5 persen. Sehingga, dia memuji nasabah yang didominasi ibu-ibu tersebut dapat menjaga kedisiplinan dalam membayar cicilan.
Selain itu, Jokowi juga memuji para nasabah ibu-ibu terutama di Kabupaten Bandung yang sudah mampu memproduksi beragam produk kreatif hingga diekspor ke luar negeri.
Harapannya, Presiden Ke-7 RI itu meyakini produk yang dihasilkan oleh mereka dapat bersaing di pasar global. Oleh sebab itu, Jokowi berpesan agar para nasabah dapat fokus untuk mengembangkan usahanya.
Di sisi lain, kata Jokowi agar nasabah tergiur barang yang bersifat konsumtif dan tidak bermanfaat. Keuntungan dari hasil usaha yang dijalankan oleh para nasabah pun harus dikalkulasi dengan baik.
"Saya berikan contoh Basreng atau bakso goreng, hati-hati yang saya senang packaging-nya kemasannya sangat bagus sekali. Yang saya senang lagi ini sudah diekspor oleh ibu-ibu semuanya, sudah ekspor ke Malaysia. Pokoknya, kalau dapet keuntungan Rp 2 juta atau Rp 1 juta itu yang ditabung," pungkas Jokowi.