Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah ke level Rp15.715 pada Kamis (25/1/2024). Adapun dolar AS terpantau menguat.
Rupiah dibuka melemah 2 poin poin atau 0,01% menuju level Rp15.715 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat 0,11% menuju posisi 103,34.
Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia mayoritas dibuka bervariatif. Yen Jepang, semisal, melemah 0,11%, sementara won Korea yang menguat 0,18%. Adapun ringgit Malaysia menguat 0,01%, rupee India naik 0,03%, dan baht Thailand melemah 0,02%.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan greenback menandai awal yang kuat pada 2024 karena data inflasi dan pasar tenaga kerja membuat sebagian besar para pedagang mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal oleh The Fed.
“Gagasan ini diperburuk oleh serangkaian komentar hawkish dari pejabat The Fed selama seminggu terakhir,” ujar Ibrahim dalam riset yang dikutip pada Kamis (25/1/2024).
Dia menambahkan bahwa pelaku pasar saat ini menantikan rilis Indeks Manajer Pembelian (PMI) dan laporan Produk Domestik Bruto (PDB) yang akan dirilis pada Kamis (25/1).
Baca Juga
Indikator-indikator tersebut diharapkan memberikan wawasan mengenai kesehatan perekonomian AS dan berpotensi mempengaruhi sikap The Fed terhadap kebijakan suku bunga.
Sementara itu, menurut FedWatch Tool CME, diperkirakan tidak ada perubahan langsung terhadap kebijakan suku bunga Federal Reserve pada pertemuan akhir Januari mendatang.
“Tanda ketahanan pertumbuhan ekonomi dan inflasi memberi The Fed lebih banyak dorongan untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu lebih lama,” tutur Ibrahim.
Di sisi lain, Bloomberg melaporkan pemerintah China merencanakan paket dukungan besar-besaran sebesar $278 miliar untuk pasar saham lokal. Laporan tersebut memicu optimisme bahwa pemerintah akan memberikan lebih banyak dukungan bagi perekonomian.
Dari dalam negeri, para ekonom optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 diprediksi sebesar 5% dan pada 2024 di kisaran 4,9-5%. Secara rinci, ada 5 sektor yang menjadi pendorong perekonomian pada 2023, yakni sektor industri pengolahan, pertanian, perdagangan, pertambangan, dan konstruksi yang membentuk dua pertiga dari PDB.
Meski demikian, dari lima sektor tersebut, sektor perdagangan mengalami pelemahan. Adapun sektor lainnya masih cukup resilien termasuk pertanian, pertambangan dan manufaktur.
Ibrahim memperkirakan nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak fluktuatif tetapi ditutup melemah di rentang Rp15.700 hingga Rp15.750.