Bisnis.com, JAKARTA – Investor asing terpantau mengalirkan dana secara deras ke saham PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN) alih-alih mengirimnya ke Bank BNI.
Mengacu data RTI, selama tahun berjalan investor asing telah membenamkan dana Rp106,1 miliar. Jumlah itu jauh lebih besar jika dibandingkan dengan saudaranya BBNI yang baru dikoleksi investor asing sebanyak Rp11,8 miliar.
Adapun sepanjang pekan lalu saham BBNI justru mengalami outflow dari investor asing sebesar Rp208,9 miliar. Angka tersebut berbanding terbalik dengan BBTN yang masih terus dikoleksi sebesar Rp45,5 miliar.
Bila ditelaah kembali investor asing kerap melakukan pembelian saham BBTN melalui broker global yang memiliki anak usaha disini. Misalnya adalah UBS Sekuritas dengan pembelian mencapai 62,4 juta saham, CGS CIMB Sekuritas hamper 31 juta saham dan Maybank Sekuritas lebih dari 15,6 juta saham.
Dengan demikian, dalam dua minggu terakhir investor asing itu kerap melakukan koleksi terhadap saham BBTN. Secara fundamental, pembelian investor asing ke saham BBTN kemungkinan disebabkan oleh kinerja keuangan bank plat merah tersebut.
Direktur Finance Bank BTN Nofry Rony Poetra mengungkapkan perusahaan berpotensi untuk mempertahankan rasio pembagian dividen sebesar 20% dari laba bersih kepada para investor.
Baca Juga
"Dividend payout-nya, kita masih optimis 20%," ujarnya. Sebagaimana diketahui, BTN membukukan laba bersih Rp2,31 triliun pada kuartal III/2023, naik 1,3% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,28 triliun.
Raihan laba bersih BBTN tersebut, salah satunya disumbang oleh kenaikan bisnis syariah, kredit pemilikan rumah (KPR), high yield loan, hingga lonjakan fee based income yang mencapai Rp800 miliar.
Sementara itu dari sisi aksi korporasi, langkah BBTN untuk mengakuisisi Bank Muamalat telah menarik dana dari investor untuk masuk. Komisaris Bank Muamalat Andre Mirza Hartawan telah mengakui bahwa BTN mengirimkan surat pernyataan resmi mengenai ketertarikan atau letter of intent (LOI) kepada Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) untuk membeli saham Bank Muamalat.
Penguatan saham BBTN bersamaan dengan pengumuman pembayaran klaim polis asuransi eks Jiwasraya oleh PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) senilai Rp 492 miliar yang ditujukan kepada polis-polis milik para nasabah BTN.
Perbaikan kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) BTN dari hasil penjualan aset juga menjadi katalis positif. BTN telah menyelesaikan fase pertama dari penjualan aset bermasalahnya senilai Rp 861 miliar kepada PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) (PPA) pada 2023.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus merekomendasikan beli saham BBTN yang masuk dalam indeks SMC Liquid.
Dia menjelaskan, saham di dalam indeks SMC Liquid ini juga memiliki potensi valuasi di masa yang akan datang, sehingga memberikan potensi kenaikan. Selain itu, SMC Liquid merupakan indeks yang memiliki fokus terhadap saham yang memiliki kinerja likuiditas tinggi untuk kapitalisasi pasar kecil dan menengah, sehingga pergerakan sahamnya pun akan lebih atraktif.
Sementara itu secara teknikal, CGS CIMB merekomendasikan beli BBTN dengan support Rp1.335, cut loss jika break di bawah Rp1.315, jika tidak break di bawah Rp1.335. Adapun secara jangka pendek potensi naik saham BBTN di kisaran Rp1.375-Rp1.395.
----------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.