Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daftar Saham di BEI dengan Ekuitas Negatif, Ada BUMN hingga Grup Bakrie

Sejumlah 47 emiten membukukan ekuitas negatif pada laporan keuangan terakhir per kuartal III/2023 sehingga mendapat notasi khusus atau tato E.
Hafiyyan, Rizqi Rajendra
Hafiyyan & Rizqi Rajendra - Bisnis.com
Senin, 22 Januari 2024 | 08:56
Sejumlah 47 emiten membukukan ekuitas negatif pada laporan keuangan terakhir per kuartal III/2023 sehingga mendapat notasi khusus atau tato E. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Sejumlah 47 emiten membukukan ekuitas negatif pada laporan keuangan terakhir per kuartal III/2023 sehingga mendapat notasi khusus atau tato E. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan sederet emiten dengan ekuitas negatif mulai dari grup BUMN hingga Grup Bakrie.

Ekuitas berasal dari kata equity atau equity of ownership yang memiliki arti sebagai kekayaan bersih perusahaan.

Ekuitas terdiri atas setoran pemilik yang sering kali disebut modal atau simpanan pokok anggota untuk badan hukum koperasi, saldo laba, dan unsur lain.

Dalam laporan keuangan, ekuitas merupakan pengurangan total aset terhadap liabilitas. Artinya, ekuitas negatif berarti total utang perusahaan melampaui asetnya. 

Sebagai informasi, ada 17 huruf berbeda di setiap notasi khusus yang diberikan oleh Bursa, yang menunjukkan kondisi masing-masing emiten. Adapun, bagi emiten yang memiliki ekuitas negatif disematkan notasi E.

Daftar Kode/ Tato Notasi Khusus Emiten oleh BEI

  • B: Adanya permohonan Pernyataan Pailit, permohonan pembatalan perdamaian, atau dalam kondisi pailit
  • M: Adanya permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU)
  • E: Laporan keuangan terakhir menunjukkan ekuitas negatif
  • A: Adanya Opini Tidak Wajar (Adverse) dari Akuntan Publik
  • D: Adanya Opini "Tidak Menyatakan Pendapat (Disclaimer)" dari Akuntan Publik
  • L: Perusahaan Tercatat belum menyampaikan laporan keuangan
  • S: Laporan keuangan terakhir menunjukkan tidak ada pendapatan usaha
  • C: Kejadian perkara hukum terhadap Perusahaan Tercatat, Anak Perusahaan Tercatat dan/atau anggota Direksi dan anggot Dewan Komisaris Perusahaan Tercatat yang berdampak Material
  • Q: Pembatasan kegiatan usaha Perusahaan Tercatat dan/atau anak Perusahaan Tercatat oleh regulator
  • Y: Perusahaan Tercatat yang belum menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) sampai dengan 6 (enam) bulan setelah tahun buku berakhir
  • F: Sanksi administratif dan/atau perintah tertulis dari Otoritas Jasa Keuangan yang dikenakan terhadap Perusahaan Tercatat karena pelanggaran peraturan di bidang Pasar Modal dengan kategori pelanggaran ringan
  • G: Sanksi administratif dan/atau perintah tertulis dari Otoritas Jasa Keuangan yang dikenakan terhadap Perusahaan Tercatat karena pelanggaran peraturan di bidang Pasar Modal dengan kategori pelanggaran sedang
  • V: Sanksi administratif dan/atau perintah tertulis dari Otoritas Jasa Keuangan yang dikenakan terhadap Perusahaan Tercatat karena pelanggaran peraturan di bidang Pasar Modal dengan kategori pelanggaran berat
  • N: Perusahaan Tercatat yang menerapkan Saham Dengan Hak Suara Multipel dan tercatat di Papan Utama atau Papan Pengembangan
  • K: Perusahaan Tercatat yang menerapkan Saham Dengan Hak Suara Multipel dan tercatat di Papan Ekonomi Baru
  • I: Perusahaan Tercatat yang tidak menerapkan Saham Dengan Hak Suara Multipel dan tercatat di Papan Ekonomi Baru
  • X: Perusahaan Tercatat dicatatkan di Papan Pemantauan Khusus

Mengacu data BEI per 19 Januari 2024, beberapa saham Grup Bakrie mendapatkan notasi khusus E terkait ekuitas negatif, di antaranya yakni PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL), PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk. (UNSP), dan PT Visi Media Asia Tbk. (VIVA).

Menilik laporan keuangan terakhir per September 2023, VIVA membukukan ekuitas negatif Rp2,47 triliun. Sementara itu BTEL dan UNSP masing-masing mencatat defisiensi modal neto Rp5,95 triliun dan Rp5,8 triliun.

Selanjutnya, emiten milik Menteri BUMN Erick Thohir, PT Mahaka Media Tbk. (ABBA) juga terpantau memiliki ekuitas negatif sebesar Rp58,54 miliar per kuartal III/2023, sehingga disematkan notasi E oleh Bursa.

Saham milik Grup Lippo, PT First Media Tbk. (KBLV) juga terpantau membukukan ekuitas negatif sebesar Rp485,45 miliar pada laporan keuangan 9 bulan pertama 2023.

Saham PT Net Visi Media Tbk. (NETV) juga masuk notasi khusus BEI karena ekuitas negatif sebesar Rp303,20 miliar. Sebagai informasi, saham NETV terafiliasi konglomerat Agus Lasmono yang juga merupakan keponakan Soeharto.

Saham maskapai penerbangan milik konglomerat Malaysia, Tony Fernandes, PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP) juga membukukan defisiensi modal neto sebesar Rp7,68 triliun per kuartal III/2023.

Sebagai informasi, BEI menghimpun setidaknya ada 47 dari total 200 emiten yang masuk notasi khusus karena membukukan ekuitas negatif.

Selain saham-saham konglomerat, ada juga emiten BUMN yang ekuitasnya negatif, seperti PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA), PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk. (GMFI), PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP), dan PT Indofarma Tbk. (INAF).

Daftar Saham Ekuitas Negatif

  1. PT Panasia Indo Resources Tbk. (HDTX)
  2. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA)
  3. PT Intan Baru Prana Tbk. (IBFN)
  4. PT Capitol Nusantara Indonesia Tbk. (CANI)
  5. PT Envy Technologies Indonesia Tbk. (ENVY)
  6. PT Cowell Development Tbk. (COWL)
  7. PT Century Textile Industry Tbk. (CNTB) - Seri B
  8. PT Arkadia Digital Media Tbk. (DIGI)
  9. PT Singaraja Putra Tbk. (SINI)
  10. PT ICTSI Jasa Prima Tbk. (KARW)
  11. PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL)
  12. PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk. (UNSP)
  13. PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk. (GMFI)
  14. PT Globe Kita Terang Tbk. (GLOB)
  15. PT Steady Safe Tbk. (SAFE)
  16. PT Asia Pacific Fibers Tbk. (POLY)
  17. PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk. (BOSS)
  18. PT Dewata Freightinternational Tbk. (DEAL)
  19. PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk. (CENT)
  20. PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP)
  21. PT Capitalinc Investment Tbk. (MTFN)
  22. PT Onix Capital Tbk. (OCAP)
  23. PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP)
  24. PT First Media Tbk. (KBLV)
  25. PT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk. (MKNT)
  26. PT Ratu Prabu Energi Tbk. (ARTI)
  27. PT Binakarya Jaya Abadi Tbk. (BIKA)
  28. PT Century Textile Industry Tbk. (CNTX)
  29. PT Net Visi Media Tbk. (NETV)
  30. PT Siwani Makmur Tbk. (SIMA)
  31. PT Omni Inovasi Indonesia Tbk. (TELE)
  32. PT Modern Internasional Tbk. (MDRN)
  33. PT Eterindo Wahanatama Tbk. (ETWA)
  34. PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL)
  35. PT Jakarta Kyoei Steel Works Tbk. (JKSW)
  36. PT Visi Media Asia Tbk. (VIVA)
  37. PT Kokoh Inti Arebama Tbk. (KOIN)
  38. PT Asia Pacific Investama Tbk. (MYTX)
  39. Exploitasi Energi Indonesia Tbk. (CNKO)
  40. PT Mahaka Media Tbk. (ABBA)
  41. PT Indofarma Tbk. (INAF)
  42. PT Mitra Pemuda Tbk. (MTRA)
  43. PT Bliss Properti Indonesia Tbk. (POSA)
  44. PT Trikomsel Oke Tbk. (TRIO)
  45. PT HK Metals Utama Tbk. (HKMU)
  46. PT Tirta Mahakam Resources Tbk. (TIRT)
  47. PT Intraco Penta Tbk. (INTA)

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper