Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Cerah Emiten Emas MDKA-ANTM Jelang Perayaan Imlek 2024

Saham MDKA hingga ANTM berpeluang mendulang cuan jelang perayaan Imlek 2024 karena ditopang oleh sejumlah katalis positif.
Emas batakan antam bermotif Imlek. Saham MDKA hingga ANTM berpeluang mendulang cuan jelang perayaan Imlek 2024 karena ditopang oleh sejumlah katalis positif.
Emas batakan antam bermotif Imlek. Saham MDKA hingga ANTM berpeluang mendulang cuan jelang perayaan Imlek 2024 karena ditopang oleh sejumlah katalis positif.

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah emiten emas seperti PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) hingga PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) berpeluang mendulang cuan jelang perayaan Imlek 2024.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menjelaskan dari sisi harga emas global, saat ini pergerakan komoditas emas masih berada pada fase uptrend. Namun dalam jangka pendek masih akan menguji kembali rentang US$1.974 hingga US$2.011. 

“Dalam jangka pendek kami perkirakan masih akan melanjutkan pelemahannya untuk menguji kembali rentang area 1974-2011, namun dalam time frame yang lebih besar pergerakan komoditas emas masih berada pada fase uptrendnya,” kata Herditnya, dikutip Sabtu (20/1/2024).

Berdasarkan data Bloomberg harga kedua jenis emas yaitu spot dan comex terpantau kompak menguat pada penutupan perdagangan Jumat (19/1/2024). Emas spot tercatat naik 0,2% ke posisi US$2.027 per troy ounce, sementara itu emas comex naik 0,4% ke level US$2.029,3 per troy ounce.

Fluktuasi harga emas global tentu saja mempengaruhi kinerja emiten emas. Setidaknya hal tersebut tercermin pada kinerja saham pada perdagangan akhir pekan kemarin. Mayoritas saham emas berhasil parkir di zona hijau.

Saham-saham yang menghijau adalah ANTM di posisi Rp1.645 per saham atau naik 1,54%, ARCI juga menguat ke level Rp378 per saham dengan kenaikan sebesar 1,61%, serta MDKA di level Rp2.700 atau menguat 1,12%. 

Sementara saham emas yang parkir merah adalah BRMS yang terkoreksi 1,19% ke posisi Rp166 per saham, kemudian UNTR yang melemah tipis 0,10% ke level Rp24.075 per saham.

Sementara itu, Head of Investment PT Reswara Gian Investa Kiswoyo Adi Joe menjelaskan kondisi perekonomian China yang melemah sedikit menghambat peluang permintaan emas jelang perayaan Imlek. Di sisi lain, sentimen dari The Fed masih akan mendominasi pergerakan emas sepanjang 2024.

“Jadi permintaan emas dari China ada kenaikan menjelang imlek, tapi tidak besar. Yang makan emas dunia adalah bank sentral,” kata Kiswoyo kepada Bisnis, Jumat (19/1/2024). 

Lebih lanjut, Kiswoyo mengatakan fluktuasi harga emas saat ini sedang tinggi, terlebih terdapat sentimen penurunan suku bunga oleh The Fed. Kiswoyo mengatakan setidaknya The Fed akan menurunkan suku bunga sebanyak 3 kali dan diprediksi mulai kuartal III/2023 membuat harga emas bergejolak.

Kiswoyo mengatakan emiten yang menarik untuk diperhatikan adalah emiten Boy Thohir, PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA). Menurut Kiswoyo, MDKA masih memiliki cadangan emas yang besar dan membutuhkan belanja modal yang jumbo. Terlebih, belanja modal juga akan disalurkan ke anak usahanya PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA). 

“Laporan keuangan MDKA di akhir tahun seharusnya bisa positif dan bisa membagikan dividen,” kata Kiswoyo. 

Secara teknikal, rekomendasi saham MDKA adalah buy on weakness. MDKA memiliki support di level Rp2.500 dengan resistance di Rp3.000 per saham. Jika MDKA menembus level Rp3.000 maka dapat naik ke atas level Rp4.000. 

Terpisah, Herditya merekomendasikan beberapa saham emas yang menarik untuk dilirik secara teknikal yaitu ANTM, MDKA, ARCI, HRTA. 

Herditya menyematkan buy on weakness untuk saham MDKA dan ANTM. MDKA memiliki target harga di rentang Rp2.840-Rp3.000 dan ANTM di level Rp1.740 hingga Rp1.830. 

Sementara itu untuk ARCI dan HRTA, rekomendasinya adalah speculative buy dengan target harga ARCI di level Rp390 hingga Rp404 dan HRTA di posisi Rp390 hingga Rp442.

_______

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper