Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Stabil saat Ketegangan di Laut Merah Meningkat

Harga minyak melemah tipis pada perdagangan Selasa (16/1), karena menguatnya dolar AS. Namun meningkatnya ketegangan di Laut Merah sedikit meredam penurunan.
Kilang minyak Petroleos de Venezuela SA (PDVSA) Amuay di Kompleks Kilang Paraguana di Punto Fijo, Negara Bagian Falcon, Venezuela, pada hari Sabtu, 19 Agustus 2023./Bloomberg
Kilang minyak Petroleos de Venezuela SA (PDVSA) Amuay di Kompleks Kilang Paraguana di Punto Fijo, Negara Bagian Falcon, Venezuela, pada hari Sabtu, 19 Agustus 2023./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Harga minyak melemah tipis pada penutupan perdagangan Selasa (16/1/2023), terimbas penguatan dolar AS. Namun meningkatnya ketegangan di Laut Merah sedikit meredam penurunan harga minyak.

Harga minyak minyak mentah berjangka Brent naik 14 sen, atau 0,2%, menjadi US$78,29 per barel. Pada sesi tertinggi. Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS berakhir pada level US$72,40 per barel, turun 28 sen, atau 0,4%, dari penutupan hari Jumat.

“Harga minyak sedang mencari arah,” kata Rob Thummel, direktur pelaksana perusahaan investasi energi Tortoise Capital dikutip Reuters.

Membebani harga, dolar AS mencapai level tertinggi dalam satu bulan karena investor mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve pada bulan Maret. Penguatan greenback mengurangi permintaan minyak dalam mata uang dolar di kalangan pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.

Perkiraan cuaca yang lebih sejuk pada bulan Januari di pusat-pusat produksi utama AS juga membebani harga, kata Jay Hatfield, manajer portofolio di InfraCap di New York.

"Cuaca yang lebih hangat dapat mengurangi permintaan minyak pemanas, produk olahan yang digunakan untuk menghangatkan rumah di wilayah Timur Laut dan Barat Tengah AS," kata Hatfield.

Ahli meteorologi memperkirakan cuaca di 48 negara bagian AS akan berubah dari lebih dingin dari biasanya pada minggu ini menjadi lebih hangat dari biasanya pada tanggal 22-31 Januari.

Sementara itu, harga minyak mendapat dukungan dari tanda-tanda meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, ketika militer AS melancarkan serangan baru di Yaman terhadap empat rudal balistik anti-kapal Houthi.

Serangan Houthi terhadap pelayaran Laut Merah telah mengganggu pergerakan barang global melalui jalur perdagangan utama tersebut.

“Ketegangan di Timur Tengah meningkat sehingga premi risiko geopolitik pada harga minyak juga meningkat,” kata Thummel dari Tortoise Capital.

Kekhawatiran akan penyebaran konflik di seluruh wilayah tersebut meningkat pada hari Selasa, ketika serangan Iran terhadap sasaran di wilayah semi-otonom Kurdistan di Irak memicu perselisihan diplomatik. Iran juga menyerang posisi ISIS di Suriah.

Meskipun terjadi peningkatan, para pedagang minyak tampaknya menunggu bukti kuat adanya gangguan pasokan sebelum mereka mendorong harga lebih tinggi, kata Fiona Cincotta, analis di City Index.

Pedagang energi global Gunvor Group memperkirakan harga minyak akan bertahan pada tingkat saat ini dan tidak memperkirakan dampak besar terhadap produksi minyak akibat gangguan Laut Merah, kata CEO perusahaan tersebut kepada Reuters di sela-sela Forum Ekonomi Dunia di Davos.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ibad Durrohman
Editor : Ibad Durrohman
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper