Bisnis.com, JAKARTA --Rencana merger antara kedua perusahaan milik Hary Tanoesoedibjo dan Lo Kheng Hong yakni BMTR dan MNCN belum juga terealisasi meski hampir 2 tahun.
PT Global Mediacom Tbk. (BMTR) dan PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) pertama kali mengumumkan bakal melakukan merger pada RUPS pada Juli 2022.
Kala itu, Pengamat Pasar Modal Lukas Setia Atmaja melalui Instagram pribadinya mengunggah foto investor kawakan Lo Kheng Hong yang merupakan salah satu pemegang saham BMTR dan Bos Grup MNC Hary Tanoesoedibjo.
“Pak Lo Kheng Hong kemarin ‘berlayar dari Labuan Bajo’ Sampai RUPS BMTR hari ini dan berjumpa dengan Pak @hary.tanoesoedibjo sebagai Direktur Utama BMTR,” tulis Lukas.
Dia lebih lanjut menyebutkan bahwa harga saham BMTR maupun MNCN meningkat signifikan, didorong info mengenai rencana merger BMTR dan MNCN saat RUPS.
BMTR merupakan pemegang saham utama MNCN, yang menguasai 52,67%. Selebihnya, pemegang saham publik memegang 47,33% saham pengelola stasiun TV RCTI tersebut.
Baca Juga
Di BMTR, Lo Kheng Hong menguasai 6,53% saham. Mayoritas saham BMTR dipegang PT MNC Investama Tbk. (BHIT) sebanyak 45,75%, kemudian masyarakat 47,8%.
Investor Relation MNCN Samuel Tanoesoedibjo mengatakan saat ini simulasi merger antarkedua emiten sedang dilakukan. Sejauh ini, lanjutnya, proses konsolidasi tersebut juga masih berjalan selaras dengan rencana yang ditetapkan perseroan.
“Kami sekarang sedang simulasi merger antara MNCN dan BMTR. Saya berharap dalam waktu dekat akan ada pemberitaan terkait hal ini, pasti jika ada pemberitaan kami akan update,” ujarnya dalam diskusi daring yang disiarkan kanal Youtube Mirae Asset Sekuritas, Kamis (3/8/2023).
Samuel menjelaskan alasan merger kedua emiten ini dilakukan untuk mempermudah investor dalam berinvestasi di emiten Grup MNC. Sebab, group milik Hary Tanoesoedibjo ini memiliki banyak perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
-----------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.