Suku Bunga Turun, Saham Teknologi BUKA, GOTO, MTDL Bisa Ngebut?

Bisnis.com, JAKARTA - Saham-saham sektor teknologi diperkirakan mampu untuk unjuk gigi di tahun ini dengan ditopang sejumlah katalis positif. Analis melihat peluang bagi pertumbuhan kinerja saham teknologi terbuka lebar di tahun ini. 

Head of Research InvestasiKu atau Mega Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya mengatakan sektor teknologi, terutama yang berkaitan dengan lokapasar atau e-commerce dapat bertumbuh di tahun ini. Salah satu penyebabnya, kata Cheril, karena Indonesia menjadi salah satu negara yang masyarakatnya banyak menghabiskan waktu di media sosial. 

"Saat ini banyak yang promosikan [jualan] e-commerce-nya di media sosial," ujar Cheril, Jumat (12/1/2024). 

Dia menjelaskan, secara data pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia juga terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Apalagi, dengan porsi masyarakat di generasi milenial dan generasi Z yang jumlahnya besar di Indonesia, semakin banyak masyarakat yang melek dan terbiasa dengan teknologi. 

Meski demikian, Cheril melihat terdapat beberapa risiko untuk saham-saham di sektor emiten teknologi. Risiko tersebut seperti pelemahan daya beli, penurunan suku bunga yang tidak sebesar perkiraan sehingga beban bunga masih tinggi.

Sementara itu, Investment Consultant Reliance Sekuritas Reza Priyambada menuturkan saham-saham tekno yang berkaitan dengan konsumer seperti GOTO dan BUKA mungkin menjadi pilihan di saat bank sentral menurunkan suku bunga. 

"Tapi sebenarnya kalau dilihat dari fundamental, masih banyak perusahaan teknologi yang mencatatkan kinerja baik dan bisa menjadi pertimbangan," tutur Reza.

Menurut Reza, saham-saham seperti ATIC, MCAS, MLPT, PTSN, dan MTDL dapat menjadi pertimbangan investor di luar saham e-commerce.

Sementara itu, Cheril memilih saham GOTO sebagai top picks dengan rekomendasi beli pada target price (TP) Rp95 dan stop loss Rp88. InvestasiKu juga memilih saham BUKA sebagai top picks dengan TP pada level Rp220, dan stop loss pada Rp190.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.