Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan sideways pada rentang konsolidasi 7.200-7.300 pada Kamis (11/1/2024). Secara teknikal, slope pada indikator Stochastic RSI dan MACD telah menurun, sehingga peluang IHSG untuk konsolidasi akan lebih besar.
Phintraco Sekuritas mencatat, dari dalam negeri rilis data Indeks Penjualan Rill (IPR) Desember 2023 pada Rabu (10/1/2024) di angka 217,9 atau tumbuh 0,1% yoy. Indeks ini menguat dari bulan November 2023, yaitu 207.9 yang didorong dari meningkatnya pertumbuhan penjualan bahan bakar kendaraan bermotor serta makanan, minuman, dan tembakau.
Berbeda dengan domestik, pelaku pasar global mengantisipasi data inflasi US yang akan rilis pada Kamis (11/1) yang berpengaruh besar terhadap kebijikan suku bunga The Fed mendatang. Pada Rabu malam (10/1) Gubernur Bank Sentral Inggris, Andrew Bailey akan memberikan pidato yang kemungkinan besar akan memberikan beberapa indikasi mengenai jadwal pemangkasan suku bunga di Inggris.
Mereka memperkirakan level support IHSG akan berada di posisi 7.150, sedangkan resistancenya pada 7.250.
“Dengan demikian, top picks kami pada hari ini dengan strategi buy on support seperti INTP serta dapat mencermati saham ADMR, BTPS, MIKA, ERAA, dan ANTM,” tulis tim Phintraco.
Sementara itu, tim riset Yugen Bersinar Sekuritas menyatakan pergerakan IHSG saat ini terlihat sedang melalui fase teknikal rebound setelah terkoreksi pada beberapa waktu sebelumnya.
Baca Juga
“Selama resisten level terdekat belum mampu ditembus maka IHSG masih memiliki potensi untuk kembali melemah, namun masih kuatnya fundamental perekonomian Indonesia turut menjadi penopang bagi kenaikan IHSG,” ungkap tim.
Menurut mereka hal ini terlihat dari data perekonomian yang telah terlansir beberapa waktu lalu, selain itu masih tercatatnya capital inflow secara ytd juga masih menunjukkan kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia.
Tim riset Yugen Sekuritas merekomendasikan beberapa saham diantaranya adalah AALI, SMGR, AKRA, dan ICBP.
----------------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.